twitter



BAHAN KONTRAS



    BAHAN KONTRAS RADIOGRAFI

    Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkanvisualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan dayaattenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) yang akan dibahas lebih luas disini ataumenurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udaraatau gas). Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (MagneticResonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubahsifat-sifat magnetic dari inti hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahankontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.A. 
SejarahPenggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan Tuffierpada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam uretermelalui keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnyayaitu dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktusurinarius. Kontras tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida,stronsium klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkankarena menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinyaemboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisadihindari.Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para ahli radiologi sepakatuntuk megadakan pembaharuan dalam pemakaian media kontras pada pemeriksaanradiologi. Dan pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasamadengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannyatentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografisecara intravena. Media kotras yang berhasil disintesa, diantranya dalah :sodiumiodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodiumoidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi radiograf keduamacam media kotras tersebut memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennyamasih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu : mual dan muntah. SelanjutnyaDr.Swick dan kawan-kawan melanjutkan usahanya dengan mengembangkan Iodopyracetyang sementara waktu bisa menggantikan kedudukan Neoiopax dalam pemerikasaanUrografi intra vena.Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai pertengahan tahun 1950semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler untuk pemakaian secaraintravaskular mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini media kontras intravaskularmenggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atomiodium. Dari hasil uji coba membuktikan bahwa media kontras jenis ini memilikikelebihan dibanding dengan jenis media kontras sebelumnya. Jenis media kontrastersebut diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoatetahun 1961, iothalamate tahun 1962, iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate tahun 1968.
    2. Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara kontinyuterus mengalami penyempurnaan.Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan osmolalitas merupakan kunciutama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian mulai tahun 1969 dr.Torsten Almenmengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah.Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnyadipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water solubleuntuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasilakhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaanradiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secaraintravaskularAda dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalampemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lainyang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapipenggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.B. Barium sulfatBahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampurdengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahankontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelanatau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuhbersama dengan feces.C. Bahan kontras IodiumBahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuahsenyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak digunakandengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionic memilikiprofil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik memiliki efek sampingyang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyakdari efek samping yang diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaituzat-zat ini membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine,maka daya attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Mediakontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh.Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna.Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modernbisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan secaraintravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara intraarterial,intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuhatau ruang yang potensial.D. Bentuk dan Susunan KimiaBerdasarkan tahap-tahap perkembangannya, bentuk dan susunan kimia media kontrasiodium dapat dibedakan menjadi :
    3. a. Sebelum tahun 1950Pada periode ini semua media kontras iodium bersifat ionik, dimana dalam susunankimianya terdapat ikatan ion. Ion-ion penyusun media kontras tersebut terdiri dari ;kation dan anion. Adapun contoh bentuk-bentuk media kontras intravaskular yangdisintesa sebelum tahun 1950 adalah sebagai berikut :b. Pertengahan Tahun 1950Mulai pertengahan tahun 1950 ditetapkan penggunaan bahan dasar molekul benzoat yangsetiap molekulnya mengikat tiga atom iodium. Pada tahap ini perkembangan dibagimenjadi :1). Bahan Kontras Ionik Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras, di antaranya : a). Sodium (Natrium) Sifat sodium dalam media kontras adalah menurunkan kekentalan (viskositas), dan lebih sedikit menimbulkan reaksi anafilaksis karena dapat mengurangi mnuculnya zat histamin yang mengakibatkan reaksi alergis. Di lain pihak sodium bersifat lebih korosif terhadap sel endotelium dan parenkim organ tertentu, sehingga lebih toksik dari pada zat lain.
    4. b). Meglumine ( NMG ; N-Methylglucamine)Meglumine memiliki sifat toksik yang lebih kecil dibanding sodium, akan tetapimeglumine memberikan efek diuretik (mengurangi konsentrasi iodium dalam urin).Pada jenis asam dan konsentrasi yang sama meglumine lebih kecil menimbulkankenaikan tekanan darah, bradikardia, dan konvulsi dibanding sodium.c). EthanolamineZat ini memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh sodium maupub meglumine, yaitu tidakmempunyai sifat racun dan memiliki viskositas yang rendah, tetapi zat inimenimbulkan vasodilatasi yang cukup kuat.Selain bahan tersebut diatas kadang-kadang pula digunakan kation dari calsium (Ca)dan magnesium (Mg).Untuk memperoleh sifat media kontras yang dikehendaki pada pemeriksann radiologitertentu biasanya dilakukan penggabungan antara beberapa jenis kation dalam satujenis media kontras.(1). Bahan Kontras Ionik MonomerBahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memilikisatu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul
    5. (2). Bahan Kontras Ionik dimmer Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat ;2). Bahan Kontras Non-ionik.Du dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanyaikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat duapartikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionikhanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
    6. (1). Bahan kontras Non-ionik ManomerBahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer yang dibentuk denganmengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2).(2). Bahan Kontras Non-ionik DimerPembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada guguskarboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahirsisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras 6 : 1.Bahan kontras iodium yang umum digunakanE. OsmolalitasKonsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehinggamemberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat dinyatakandengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air (H2O) padasuhu 37oC (Osmolalitas).
    7. Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari ;Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikellebih besar daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapatdua partikel (kation dan anion) sehingga osmolalitas dua kali lebih besar.F. Efek SampingBahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat yang aman; reaksi-reaksiberbahaya bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping utama dari radiokontras adalahreaksi anafilaktif dan nefropati .1. Reaksi-Reaksi AnafilaktifReaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987;Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontrasyang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburukpyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan olehrespon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenbergerdan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telahterbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988;Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasmadan edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan.Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atauwajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambahdiphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harusdibebaskan.2. Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium KontrasNefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darahlebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
    8. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi olehmedium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin <60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volumeintravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitasbahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harusisoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang modern biasanya nonionic,tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek yang lebih berbahaya dan tidakdigunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati akibat medium kontras,maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis dalam sebuahmeta-analisis yaitu : 1. Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meskimasih mampu ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat nonionic 3. Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrolacak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik dibandingmedia kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutangaram. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi cairanintravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dansetelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambahsodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutangaram biasa, pemberian sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya,diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahuilebih baik ketimbang larutan garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Iniselanjutnya didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang jugamenunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap diakibatkan olehalkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang lebih rentan terhadappembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mgsecara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinindiperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik). Sebuah percobaan terkontrolacak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus dan 1200 mg secaraoral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko relatif sebesar74%) pasien yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebihtinggi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungiginjal dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidakmerata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek inidiakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukungoleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agenfarmakologis lain, seperti furosemida, mannitol, theophylline, aminophylline, dopamine,dan atrial natriuretic peptide telah dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justrumemiliki efek yang membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). ReaksiKemotoksik Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalamireaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnyaatom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruhyang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapatdalam bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis.Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa dugaantentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada mitos dibanding
    9. fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontrasberiodum. Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibatmakanan laut merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makananlaut lebih tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir inimelebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodinemakanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek,1997). Data yang ada menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risikosebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama sepertialergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi, 1975).Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi makanan-laut tidak akanmemiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium (Coakley dan Panicek,1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yangberbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (sepertibetadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV(Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).F. GadoliniumGadolinium adalah unsur kimia yang dalam tabel sistem periodik memiliki simbol Gddengan nomor atom 64. Gadolinium menjadi superconductive dibawah suatu temperaturkritis1.083 K. Dan merupakan strongly magnetic pada suhu ruang, dan menunjukkan sifatferromagnetic dibawah suhu ruang.Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu peningkatan temperature ketikaberada dalam medan magnet dan menurun ketika meninggalkan medan magnet.Diakrenakan sifat paramagnetiknya larutan organic gadolinium kompleks dan senyawagadolinium digunakan secara intravenous sebagai bahan kontras untuk keperluanpencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI) . Kontras gambar yang dihasilkanGadolinium pada MRI dipengaruhi oleh perubahan variasi T1 dan T2 jaringan. Nilai T1dan T2 diubah oleh perubahan jumlah fluktuasi medan magnet dekat sebuah inti. Medanparamagnetik oleh gadolinium menghasilkan banyak osilasi medan . Pada umumnyakontras gambar pada MRI diperoleh oleh satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebihtinggi (gaya tarik menarik) atau vaskularisasi yang lebih banyak dibandingkan jaringanlain. Sebagai contoh tumor memiliki Gd uptake yang lebih besar dibandingkan jaringandisekitarnya menyebabkan T1 tumor lebih singkat sehinga signal yang dihasilkan lebihkuat.Disamping MRI, gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik pencitraan lain. Padapemeriksaan dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam lapisan phosphor terdapat dalamsuatu polymer matrix pada detector. Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S:Tb) pada lapisan phosphor mengubah sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapatmemancarkan cahaya dengan panjang gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520 –570nm), yang bermanfaaat pada penggunaan dalam photographic film.Gadolinium oxyorthosilicate (GSOadalah sebuah kristal tunggal yang digunakan sebagaiscintillator pada peralatan pencitraan medis seperti Positron Emission Tomography(PET). scintillator lain yang terbaru untuk mendeteksi neutron adalah cerium-dopedgadolinium orthosilicate (GSO - Gd2SiO5:Ce).
    10. Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noiseyang sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadoliniums highmagnetic movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu ruang)merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera panas dandingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of gadolinium, elemen inisanagt efektif digunakan pada neutron radiography.(
    Disadur dari http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/bahan-kontras-radiografi_12.html
    Diposkan oleh Sumarsono.Dipl.Rad, S.Si)


Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam Radiografi
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897, pada saat itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah kawat ke dalam ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat tampak pada gambaran radiografi membentuk gambaran dari ureter. Padahal sebelumnya amatlah sulit untuk memvisualisasikan gambaran ureter pada gambaran radiografi.
Sejak saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan menggunakan bahan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius.  Bahan cair yang digunakan untuk percobaan tersebut antara lain koloid perak, bismuth, natrium iodide, perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan suspensi Bismuth Nitrat diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun 1904.
Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran atom yang cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh pasca pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
 Dengan ditinggalkannya perak dan bismuth, para peneliti mulai meneliti bahan Iodium, terutama bahan Natrium Iodida, karena bahan ini mudah larut dalam air.  Namun masih ada kendala yang terjadi, yaitu ukuran atom iodium masih cukup besar dan iodium yang bebas bersifat toksik.  NatriumIodida mash tetap berbahaya karena tetap mengakibatkan efek samping karena menghasilkan Iodium bebas.
Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasama dengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara intravena.  Media kontras yang berhasil disintesa adalah sodium iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax).
Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu : mual dan muntah.
Dr.Swick dan kawan-kawan kemudian melakukan pengembangan yaitu menggunakan Iodopyracet  menggantikan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi intra vena.  Namun penyebab terjadinya efek mual dan muntah masih menjadi misteri yang belum terpecahkan pada saat itu.
Tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler mulai mengalami pergantian. Intravaskular menggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. 
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil penelitian membuktikan ionisitas dan osmolalitas  merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien.
Pada tahun 1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water soluble untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari.
Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara intravaskular.  
Namun meskipun bahan kontras sudah mampu memvisualisasikan struktur – struktur internal pada pencitraan diagnostic medic, masih terdapat kendala mengenai kualitas visualisasi yang ditampilkan.  Kualitas visualisasi dari bahan kontras mengalami perbedaan pada gambaran CT Scan. Hal – hal yang mempengaruhi dari adanya perbedaan nilai kontras dari kontras media antara lain adalah;
·         Cardiac output pasien,
·         Kecepatan aliran bahan kontras saat diinjeksikan (Injection rate)
·         Total volume yang diinjeksikan,
·         Konsentrasi bahan kontras,
 ·         Tipe injeksi, uniphase atau biphase,
·         Ureum creatin,
·         Berat badan,
·         Jenis penyakit yang diderita,
·         Waktu delay scan time,
·         Kecepatan pesawat CT dalam mengambil data (Scan Time)
Selain itu juga ada perbedaan nilai kontras pada seorang pasien yang dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan menggunakan bahan kontras di tiap slice yang didapat.  Pada slice tertentu pada pemeriksaan CT Scan didapatkan gambaran kontras yang cukup baik dan pada slice yang lainnya, kontras yang didapat menjadi menurun. Untuk hal ini, yang sangat mempengaruhinya adalah :
·         Injection Rate, kecepatan aliran bahan kontras saat dilakukan penyuntikan,
·         Kecepatan pesawat CT Scan dalam mengambil data pada saat scaning (Scan Time),  dan
·         Kecepatan aliran darah dari pasien (Cardiac Output).
Untuk kecepatan aliran bahan kontras, sebelumnya sangat mengalami kendala karena dengan penyuntikan secara manual, kecepatan aliran menjadi berubah-ubah tergantung kepada petugas yang melakukan penyuntikan.  Namun hal ini dapat diatasi dengan penggunaan injector otomatis.
Untuk faktor kecepatan pesawat CT Scan dalam mengambil data saat scaning, sebenarnya dapat diatasi dengan menggunakan pesawat CT Scan yang lebih canggih yang mampu melakukan pengambilan data dengan sangat cepat.  Namun karena harganya yang cukup mahal, hal ini tetap menjadi suatu kendala yang cukup serius yang perlu diatasi.
Sedangkan untuk factor kecepatan aliran darah pasien, selama ini disiasati dengan menggunakan teknik biphase pada penyuntikan bahan kontras dengan menggunakan injector otomatis.
Aliran darah yang cepat, mengantarkan bahan kontras dengan cepat pula.  Sehingga bahan kontras yang melewati organ yang diperiksa juga menjadi cepat.  Hal ini mengakibatkan penggambaran radiografi menjadi terdapat perbedaan dalam kualitas nilai kontras yang didapat dari bahan kontras tersebut.  Pada saat pengambilan scan dilakukan bersamaan dengan bahan kontras melewati organ, gambaran kualitas kontras radiografi dari organ yang diperiksa menjadi sangat baik.  Namun saat scaning pada bagian berikutnya, bahan kontras sudah bergerak cepat keluar dari organ tersebut sehingga gambaran radiografi yang didapat kualitasnya menjadi jauh berkurang.
Penggunaan teknik biphase pada penyuntikan bahan kontras yang menggunakan injector otomatis adalah dengan menggunakan kecepatan yang berbeda pada saat penyuntikannya.  Bahan kontras yang dimasukkan biasanya dibagi dua bagian. Bahan kontras bagian kedua biasanya disuntikan lebih lambat dari bagian pertama. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pengambilan data diwaktu scaning, bahan kontras tidak terlalu cepat bergerak meninggalkan organ sehingga kualitas kontras yang didapat menjadi lebih baik.
Referensi :
  Siemens, Syngo CT2010c Somatom Spirit Application Guide, 2010
 Materi Kuliah, Bahan Kontras Radiografi,  Program D4 Jurusan Teknik Radiografi.
Jika teman- teman ingin memiliki tulisan ini dalam bentuk PDF dapat di download di link ini :  Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam Radiografi.pdf
Ilmu Pengetahuan yang bermanfaat adalah salah satu pahala yang tidak terputus.
Semoga ini dapat menjadi pahala yang tidak terputus buat kita semua.


BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS RADIOGRAFI
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) yang akan dibahas lebih luas disini atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetic dari inti hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.
A. Sejarah
Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan Tuffier pada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam ureter melalui keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius. Kontras tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para ahli radiologi sepakat untuk megadakan pembaharuan dalam pemakaian media kontras pada pemeriksaan radiologi. Dan pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasama dengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara intravena. Media kotras yang berhasil disintesa, diantranya dalah :sodium iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu : mual dan muntah. Selanjutnya Dr.Swick dan kawan-kawan melanjutkan usahanya dengan mengembangkan Iodopyracet yang sementara waktu bisa menggantikan kedudukan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi intra vena.
Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai pertengahan tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler untuk pemakaian secara intravaskular mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini media kontras intravaskular menggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. Dari hasil uji coba membuktikan bahwa media kontras jenis ini memiliki kelebihan dibanding dengan jenis media kontras sebelumnya. Jenis media kontras tersebut diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoate tahun 1961, iothalamate tahun 1962, iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate tahun 1968. Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan osmolalitas merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian mulai tahun 1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah. Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water soluble untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara intravaskular
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
B. Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
C. Bahan kontras Iodium
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
1. Bentuk dan Susunan Kimia
. Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, bentuk dan susunan kimia media kontras iodium dapat dibedakan menjadi :
a. Sebelum tahun 1950
Pada periode ini semua media kontras iodium bersifat ionik, dimana dalam susunan kimianya terdapat ikatan ion. Ion-ion penyusun media kontras tersebut terdiri dari ; kation dan anion. Adapun contoh bentuk-bentuk media kontras intravaskular yang disintesa sebelum tahun 1950 adalah sebagai berikut :

b. Pertengahan Tahun 1950
Mulai pertengahan tahun 1950 ditetapkan penggunaan bahan dasar molekul benzoat yang setiap molekulnya mengikat tiga atom iodium. Pada tahap ini perkembangan dibagi menjadi :
1). Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras, di antaranya :
a). Sodium (Natrium)
Sifat sodium dalam media kontras adalah menurunkan kekentalan (viskositas), dan lebih sedikit menimbulkan reaksi anafilaksis karena dapat mengurangi mnuculnya zat histamin yang mengakibatkan reaksi alergis. Di lain pihak sodium bersifat lebih korosif terhadap sel endotelium dan parenkim organ tertentu, sehingga lebih toksik dari pada zat lain.
b). Meglumine ( NMG ; N-Methylglucamine)
Meglumine memiliki sifat toksik yang lebih kecil dibanding sodium, akan tetapi meglumine memberikan efek diuretik (mengurangi konsentrasi iodium dalam urin). Pada jenis asam dan konsentrasi yang sama meglumine lebih kecil menimbulkan kenaikan tekanan darah, bradikardia, dan konvulsi dibanding sodium.
c). Ethanolamine
Zat ini memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh sodium maupub meglumine, yaitu tidak mempunyai sifat racun dan memiliki viskositas yang rendah, tetapi zat ini menimbulkan vasodilatasi yang cukup kuat.
Selain bahan tersebut diatas kadang-kadang pula digunakan kation dari calsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Untuk memperoleh sifat media kontras yang dikehendaki pada pemeriksann radiologi tertentu biasanya dilakukan penggabungan antara beberapa jenis kation dalam satu jenis media kontras.
(1). Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul



(1). Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat ;

2). Bahan Kontras Non-ionik.
Du dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
b). Bahan kontras Non-ionik Manomer
Bahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer yang dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2).
2). Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras 6 : 1.

Bahan kontras iodium yang umum digunakan

Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air (H2O) pada suhu 37oC (Osmolalitas).
Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari ; Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion) sehingga osmolalitas dua kali lebih besar.

Efek Samping
Bahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat yang aman; reaksi-reaksi berbahaya bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping utama dari radiokontras adalah reaksi anafilaktif dan nefropati .
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).
Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau wajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambah diphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harus dibebaskan .
Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras
Nefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang modern biasanya nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek yang lebih berbahaya dan tidak digunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati akibat medium kontras, maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis dalam sebuah meta-analisis yaitu : 1. Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat non ionic 3. Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrol acak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik dibanding media kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi cairan intravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dan setelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutan garam biasa, pemberian sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga menunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap 0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap diakibatkan oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang lebih rentan terhadap pembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik). Sebuah percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko relatif sebesar 74%) pasien yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebih tinggi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidak merata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek ini diakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukung oleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agen farmakologis lain, seperti furosemida, mannitol, theophylline, aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). Reaksi Kemotoksik Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis. Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa dugaan tentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada mitos dibanding fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontras beriodum. Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibat makanan laut merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini melebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodine makanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama seperti alergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi, 1975). Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi makanan-laut tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium (Coakley dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yang berbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (seperti betadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV (Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).
Gadolinium
Gadolinium adalah unsur kimia yang dalam tabel sistem periodik memiliki simbol Gd dengan nomor atom 64. Gadolinium menjadi superconductive dibawah suatu temperatur kritis1.083 K. Dan merupakan strongly magnetic pada suhu ruang, dan menunjukkan sifat ferromagnetic dibawah suhu ruang.
Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu peningkatan temperature ketika berada dalam medan magnet dan menurun ketika meninggalkan medan magnet. Diakrenakan sifat paramagnetiknya larutan organic gadolinium kompleks dan senyawa gadolinium digunakan secara intravenous sebagai bahan kontras untuk keperluan pencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI) . Kontras gambar yang dihasilkan Gadolinium pada MRI dipengaruhi oleh perubahan variasi T1 dan T2 jaringan. Nilai T1 dan T2 diubah oleh perubahan jumlah fluktuasi medan magnet dekat sebuah inti. Medan paramagnetik oleh gadolinium menghasilkan banyak osilasi medan . Pada umumnya kontras gambar pada MRI diperoleh oleh satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebih tinggi (gaya tarik menarik) atau vaskularisasi yang lebih banyak dibandingkan jaringan lain. Sebagai contoh tumor memiliki Gd uptake yang lebih besar dibandingkan jaringan disekitarnya menyebabkan T1 tumor lebih singkat sehinga signal yang dihasilkan lebih kuat.
Disamping MRI, gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik pencitraan lain. Pada pemeriksaan dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam lapisan phosphor terdapat dalam suatu polymer matrix pada detector. Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S: Tb) pada lapisan phosphor mengubah sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520 – 570nm), yang bermanfaaat pada penggunaan dalam photographic film.
Gadolinium oxyorthosilicate (GSOadalah sebuah kristal tunggal yang digunakan sebagai scintillator pada peralatan pencitraan medis seperti Positron Emission Tomography (PET). scintillator lain yang terbaru untuk mendeteksi neutron adalah cerium-doped gadolinium orthosilicate (GSO - Gd2SiO5:Ce).
Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noise yang sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadolinium's high magnetic movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu ruang) merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera panas dan dingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of gadolinium, elemen ini sanagt efektif digunakan pada neutron radiography.
Diposkan oleh Sumarsono.Dipl.Rad, S.Si
Label: BAHAN KONTRAS

Posted by Babeh Edi at 09:48 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: BAHAN KONTRAS
Sunday, 10 March 2013
BAHAN KONTRAS


BAHAN KONTRAS
1.      Monomer ionic
Biasa digunakan dalam oral cholegrafi (Iopodote, Iocetamic acid, dll), dan Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat, Ioxithalamat, ioglicic Acid, Iodamic acid).
2.      Monomer nonionic
Biasa digunakan dalam uro/angiografi (seperti iopamidol, Iohexol, Iopramide, Ioversol, Iopentol).
3.      Dimer ionic
Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi (Iodipamic Acid, iodoxamid acid, Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid).
4.      Dimer nonionic
Biasa digunakan untuk pemeriksaan myelografi (seperti Iotrolan).
I.3. KOMPOSISI YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEDIA KONTRAS.
I.3.1. OSMOLALITAS
Yang dimaksud osmolalitas adalah tekanan osmotic yang didapat pada partikel yang dilarutkan dalam sebuah larutan tertentu.
Semakin tinggi tekanan osmotic, maka semakin buruk tingkat toleransi suatu media kontras dalam tubuh, sebaliknya semakin mendekati tekanan osmotic darah ( 300 mOsm/Kg ) suatu kontras media semakin baik toleransinya.
Secara klinis pengaruh osmolalitas adalah :
- Rasa panas, tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan pada pertahanan otak
- Kerusakan ginjal
- Gangguan keseimbangan elektrolit pada anak-anak

I.3.2. MOLEKUL IODIUM
Semakin tinggi jumlah molekul iodium yang dikandung oleh media kontras, makin tinggi kontras/opasitas image yang dihasilkan.
I.3.3. PROTEIN BINDING
Semakin tinggi daya ikat suatu bahan media kontras terhadap jaringan atau sel tubuh (protein) semakin tinggi chemotoxicity atau daya racun bahan media kotras tersebut (lama bertahan dalam tubuh).
I.3.4. KEKENTALAN / VISCOSITAS
Semakin tinggi viskositas suatu media kontras, semakin lama proses penyuntikan yang dilakukan, semakin sakit..
I.3.5. HISTAMIN RELEASE
Menunjukkan tingkat kepekaan/penolakan tubuh terhadap benda asing yang masuk. Semakin tinggi tingkat histamine release oleh suatu media kontras semakin tinggi tingkat alergi pada pasien.
I.4. EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRAVASCULAR
Selain memberikan efek positif berupa peningkatan “contras enhancement” pada gambaran radiograf sehingga organ mudah untuk dinilai secara radiografi, penggunaan media kontras intravascular juga memberikan efek negative pada pasien yang dilakukan pemeriksaan dengan pemasukan media kontras. Efek samping negative yang paling utama adalah bersifat ringan atau sedang, tidak mengancam kehidupan dan yang diperlukan hanya observasi dan pemberian dukungan. Terkadang reaksi yang mengancam kehidupan terjadi segera atau hanya dalam waktu 20 menit pertama setelah pemasukan media kontras.
Secara garis besar efek negative penggunaan media kontras intravascular dibedakan menjadi 2 yaitu :


I.4.1. EFEK NEGATIVE TERHADAP GINJAL
Efek negative pada ginjal dapat berupa CIN ( Contras Media Induced Nepropathy). Merupakan efek gangguan fungsi ginjal yang timbul setelah 3 hari pemasukan media kontras intravascular dilakukan tanpa adanya penyebab lain.
Kelainan fungsi ginjal ini ditandai dengan peningkatan kadar serum dan creatinin yang melebihi nilai 25 % dari baseline atau 44 µmil/l (0,5 mg/dl).
Faktor-faktor yang memperbesar resiko gangguan ginjal adalah :
• Dehidrasi
• Media kontras dalam jumlah besar.
• Adanya gangguan ginjal sebelumnya
• Diabetes mellitus
• Obat-obatan nefrotoksik
• Paraproteinuria
• Penyakit kardiovascular
• Usia lajut ( >70 th)
• Hiperurisemia dan menggunakan diuretik
I.4.2. EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Efek negative pada non ginjal berupa urtikaria, hipotensi, bronkospasme, kejang, laryngeal oedema.
I.5.JENIS REAKSI DARI PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRA VASCULAR.
Secara umum, jenis reaksi dari media kontras yang paling mengancam pasien adalah tidak diantisipasinya kejadian terburuk yang terjadi secara langsung, akibat kelainan fungsi tubuh seperti reaksi anaphylactoid atau collaps cardiovascular.
Terdapat beberapa rekasi umum yang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak akibat penggunaan media kontras intravascular, yaitu :

I.5.1. REAKSI UMUM PADA ORANG DEWASA
Jenis reaksi yang terjadi pada pasien dewasa secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 , yaitu :
I.5.1.1. REAKSI RINGAN
Berupa rasa mual, muntah, yang meningkat pada penggunaan media kontras High Osmolality (HOMK). Urtikaria juga meningkat dengan penggunaan HOMK ionic. Beberapa reaksi biasanya bersifat ringan walaupun urtikaria bisa menjadi gejala yang sedang. Tidak ada penanganan khusus yang diberikan, tetapi sebagai catatan, mungkin saja mereka mengalami reaksi yang lebih berat.
Pada pasien dengan beberapa reaksi, harus dilakukan monitoring setidaknya 20-30 menit untuk memastikan tidak tejadinya penurunan kondisi. Reaksi ringan lainnya meliputi rasa panas yang merupakan respon psikologis terhadap kontras agen dengan osmolalitas tinggi, difusi erithema, yang menyebabkan peningkatan reaksi, dan hipotensi ringan.
I.5.1.2.REAKSI SEDANG
Berdasarkan pengertiannya, sifatnya tidak mengancam hidup (walau hal itu mungkin saja terjadi), tetapi terjadinya reaksi ini membutuhkan penanganan yang cukup, mencakup gejala urtikaria, reaksi vasofagal, bronchopasme, tachycardia dan edema laringeal ringan. Reaksi sedang membutuhkan monitoring hingga benar-benar pulih. Pengobatan mencakup diphenhydramine untuk gejala sesak nafas, pergerakan kaki untuk hipotensi, penggunaan beta-agonist inhaler untuk bronchospasme, atau enenephrine untuk edema laryngeal.


I.5.1.3.REAKSI BERAT
Merupakan kejadian buruk yang bersifat potensial atau mengancam kehidupan. Walaupun jarang, adalah suatu keharusan untuk semua personel yang menyuntikkan media kontras untuk awas. Pasien mungkin telah mengalami berbagai gejala dan tanda-tanda yang beragam, mulai dari difusi erythema sampai berhentinya detak jantung. Reaksi ini mencakup reaksi vasovagal, bronchopasme berat dan sedang, laryngeal edema sedang dan berat, penglihatan kabur, dan berhentinya detak jantung.
I.5.1.4. REAKSI PADA ORGAN SPESIFIK
Meliputi PEA ( pulseless electrical activity ), edema pulmo, mendengkur. Thrombosis venus bisa terjadi akibat respon dari pemasukan media kontras. Efek terhadap ginjal memerlukan perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir, dengan penambahan populasi dan peningkatan kegunaan pemeriksaan CT dan kateterisasi yang membutuhkan injeksi media kontras dalam jumlah besar. Pathogenesis dari kerusakan akibat kontras pada ginjal tidaklah jelas, dan mungkin saja itu terjadi akibat mekanisme yang multiple.
I.5.2. REAKSI NEGATIF PADA ANAK-ANAK
Jumlah Reaksi kontras pada anak-anak lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Mereka cenderung memiliki reaksi anaphylactoid dibandingkan dengan masalah jantung. Telah dilaporkan adanya reaksi ringan sebesar 3% untuk media kontras ionic dan 0,9% untuk LOMK (Low Osmolality Media Kontras). Dalam beberapa reaksi yang jarang terjadi, LOMK memiliki kelebihan menurunkan reaksi muntah, mual, dan mengurangi morbiditas dari ekstravasasi jaringan lunak.
Pada anak-anak jenis reaksi akibat penggunaan media kontras adalah :
1.5.2.1.Reaksi ringan
Meliputi hives, rhinorhea, dan mendengkur. Personal yang sudah terlatih harus mengevaluasi secepatnya.
1.5.2.2.Reaksi berat
Meliputi bronchospasme, laryngeal oedema, shock anaphylactoid, edema pulmonary, dan berhentinya detak jantung.
I.6. KEJADIAN AKIBAT PEMASUKAN MEDIA KONTRAS.
Kejadian terkini dari efek samping yang bersifat negative setelah pemasukan media kontras secara intravascular adalah sangat sulit untuk dijelaskan sejak tanda-tanda dan gejala yang sama timbul akibat penggunaan obat-obatan secara bersamaan, analisis local, jenis catheter dan hal-hal lain.
Penggunaan media kontras ionic dan nonionic dengan low osmolalitas beruhubungan dengan penurunan efek samping negative media kontras terutama efek yang tidak mengancam kehidupan (efek ringan dan sedang). Reaksi serius dari penggunaan media kontras bersifat jarang dan terjadi dalam 1 atau 2/1000 pemeriksaan menggunakan HOMK (High Osmolality Media Kontras) dan 1-2/10000 pemeriksaan menggunakan low osmolality media kontras (LOMK).
Kejadian langsung yang bersifat fatal dari reaksi bahan media kontras juga tidak diketahui alasannya, sama seperti tersebut diatas. Walau reaksi yang paling serius terjadi dalam waktu segera setelah pemasukan media kontras, reaksi tertunda telah banyak dilaporkan terjadi dengan rata-rata kejadian 2%. Sebagian besar reaksi tertunda adalah pada cutaneus dan akhirnya sebagian besar dari kejadian ini dihubungkan dengan penggunaan media kontras nonionic dan kebanyakan dilaporkan terjadi setelah penggunaan salah satu agen kontras dimer nonionic. Reaksi cutaneus ini bersifat ringan dan diketahui setelah jangka waktu 1 minggu, dan kemungkinan bisa bersifat serius.
Iodium “mumps” (pembengkakan kelenjar saliva) dan gejala polyarthropathy adalah dua resiko tertunda yang dapat terjadi pada penggunaan HOMK dan LOMK dan paling sering terjadi pada pasien dengan disfungsi ginjal.
I.7. SELEKSI PASIEN DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
I.7.1. ANJURAN UMUM
Pendekatan pada pasien memiliki 2 tujuan khusus untuk menanggulangi reaksi dan kejadian dan untuk mempersiapkan secara penuh penanganan reaksi yang mungkin terjadi. Beberapa petunjuk dari American College of Radiation (ACR) mengacu pada pemilihan LOMK dibandingkan dengan HOMK.
Riwayat yang diketahui harus terfokus pada faktor yang menunjukkan kontra indikasi penggunaan media kontras atau peningkatan reaksi yang terlihat.
Prediksi terhadap kemungkinan alergi, seperti alergi terhadap ikan laut/produk lainnya yang dahulu diperkirakan dapat membantu, saat ini diketahui sudah tidak mendukung. Beberapa pasien yang menyatakan memiliki alergi pada makanan atau media kontras harus diberi pertanyaan yang lebih mendetil untuk memperjelas jenis dan reaksi alergis lainnya.
Kategori spesifik dari resiko yang lain adalah kelainan ginjal. Adanya penyakit jantung juga merupakan sebuah pertimbangan khusus. Pasien yang memiliki penyakit jantung memiliki resiko yang tinggi terhadap pengunaan media kontras.
Ada beberapa faktor resiko lain yang membutuhkan penanganan khusus, seperti paraproteinemias, multiple myeloma, juga diketahui pemicu dari kemungkinan kerusakan ginjal yang tidak terlihat setelah pemasukan media kontras.
Pada ibu hamil dan bayi, volume kontras adalah hal penting yang harus diperhatikan karena volume darah yang rendah (adanya hipotensi) dari pasien dan hipertoxicity dari media kontras nonionic monomer.
Pasien diabetic yang mengkonsumsi oral antihyperglycemic agen meformin atau kombinasi metformin juga memiliki resiko. Kombinasi pengunaan media kontras dan metformin harus dihindari pada pasien dengan disfungsi ginjal, disfungsi hati, mengkonsumsi alkohol, atau beberapa kelainan kongenital jantung, karena semua kondisi ini memiliki batas eksresi metformin atau peningkatan produksi lactate dan peningkatan gejala-gejala yang tidak dapat dilihat, kemungkin fatal, lactit acidosis.
Pada pasien dengan pheochromocytoma ditemukan peningkatan nilai serum catecholamine setelah penyuntikan media kontras high osmolalitas (HOMK) ionic.
Pasien lain yang juga tidak direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan dengan media kontras adalah pasien dengan hyperthyroid atau penyakit thyroid lainnya.
Extravasasi dan rasa sakit adalah akibat lain dari efek negative yang memerlukan perhatian secara preprocedural.
Prinsip utama dari pemilihan pasien dan teknik persiapan yang memerlukan perhatian adalah 4 Hs ,yaitu :
-History : riwayat merupakan langkah awal yang sangat diperlukan untuk dievaluasi
-Hydrations : harus cukup pada semua pasien dan sangat penting untuk pasien dengan disfungsi ginjal/paraproteinemia.
-Have equipment and expertise ready: reaksi serius jarang terjadi, tapi menentukan cara untuk bertindak dan mengobati memerlukan perencanaan sebelumnya dan pasien tidak boleh ditinggalkan saat terjadinya reaksi dengan media kontras.
-Heads up : waspada terhadap resiko spesifik, keadaan pasien, reaksi yang mungkin terjadi, dan penanganan yang terbaik untuk mereka, serta dimana dan bagaimana mendapatkan pertolongan.
I.8. PENCEGAHAN TERHADAP EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS
Pencegahan terhadap efek negative pengunaan media kontras dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
I.8.1. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA GINJAL
Pencegahan efek negatif pada ginjal dapat dilakukan dengan cara:
1) Hidrasi
Yaitu oral, 500 ml sebelum prosedur 2500 ml dalam 24 jam setelah prosedur.
Kemudian pemberian IV saline, 0,9% dengan kecepatan 100ml/jam yang dilakukan 4 jam sebelum prosedur, dan 24 jam setelah prosedur.
2) Penghentian penggunaan metformin pada pasien dengan indikasi diabetes.
Tetapi jika abnormal maka metformin harus dihentikan 48 jam sebelum pemasukan media kontras dan dipergunakan kembali 48 jam setelah pemasukan media kontras.
Apabila hasil pengukuran ureum dan kreatinin normal, maka pemasukan media kontras dapat dilakukan.
Untuk semua pasien dengan suspek disfungsi ginjal atau penyakit lainnya yang memiliki resiko terhadap kontras nephrotoxicity, pengukuran nilai baseline ureum dan kreatinin harus dilakukan sebelum penyuntikan media kontras. Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan adanya disfungsi ginjal, maka harus dilakukan alternative pemeriksaan yang lain. Anjuran yang harus diperhatikan yaitu dengan membuat jarak yang cukup jauh antar pemeriksaan dengan menggunakan media kontras dan menurunkan dosis kontras yang dipergunakan.
Indikasi yang dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin sebelum pemeriksaan dengan menggunakan media kontras adalah :
 Pasien dengan riwayat penyakit ginjal seperti tumor dan transplantasiv
 Riwayat keluarga dengan kegagalan ginjal.v
 Penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat-obatan lainnya.v
 Gejala dan penyakit paraproteinemiav
 Penyakit collagen vascularv
 Pengobatan khusus.v
 Metformin atau kombinasi obat yang mengandung metforminv
 Obat Nonsteroidal anti inflamantoryv
 Penggunaan anti biotic nephrotoxyc yang rutin seperti aminoglycosides.v
Pasien lain yang tidak memiliki indikasi selain indikasi tersebut diatas, tidak memerlukan pemeriksaan nilai ureum dan kreatinin sebelum pemeriksaan.
II.8.2. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah efek negative pada non ginjal adalah premedikasi.
Indikasi utama untuk premedikasi adalah pretreatment pada pasien yang beresiko. Pretesting media kontras adalah langkah yang tidak efektif untuk mengetahui gambaran umum akibat dari pemasukan media kontras. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan karena sangat tidak efektif bahkan dapat membahayakan pasien.
Beberapa premedikasi telah dianjurkan untuk dapat menurunkan kejadian dari reaksi media kontras.
Premedikasi yang dilakukan untuk mencegah efek negative pada non ginjal adalah :
• corticosteroid / antihistamin
prednisone 50 mg dengan diminumkan 13 jam, 7 jam dan 1 jam sebelum injeksi media kontras.
Dipenhydramine (Benadryl*) 50 mg intravenous, intramuscular atau diminum 1 jam sebelum injeksi media kontras.

• corticosteroid saja
Methylprednisolone 32 mg dengan diminum 12 jam, dan 2 jam sebelum injeksi media kontras.
• Antihistamin seperti opsi 1 juga bisa ditambahkan untuk langkah 2
Penggunaan LOMK juga merupakan satu dari beberapa cara pencegahan efek samping negative pada ginjal dan non ginjal.
II.8.3.PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE KARENA PENANGANAN PRODUK
Penanganan produk yang tidak tepat juga dapat menyebabkan timbulnya efek negative pada pasien yang dilakukan pemeriksaan dengan penggunaan media kontras tersebut. Hal yang harus diperhatikan dalam penanganan produk adalah :
• Distribusi
• Penyimpanan
Penyimpanan yang baik adalah penyimpanan dalam kotak. Jauhkan dari sinar matahari, suhu ruangan penyimpanan tidak melebihi 30 0 C dan jauhkan dari sumber sinar-X
• Visualisasi yaitu secara fisik tidak tampak adanya endapan, partikel dan perubahan warna.
• Hangatkan 370C sebelum dipergunakan.
II.9. PENANGANAN EFEK NEGATIVE PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS
Apabila terjadi efek negative penggunaan media kontras, maka ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan yaitu :
• Pada reaksi ringan
Berupa : nausea, vomiting, batuk, rasa panas, sakit kepala, bersin, pembengkakan mata dan wajah.
Observasi yang cukup untuk mengetahui resolusi atau setidaknya penanganan tetapi biasanya tidak ada pengobatan. Menenangkan pasien juga bisa membantu.
• Pada reaksi sedang
Berupa : hypotensi, dypsnea, hipertensi, tachycardia/brachicardia, broncospasme sedang, laryngeal edema ringan.
Mengetahui klinis harus dilakukan untuk mengindikasikan pengobatan terbaik. Observasi yang cukup untuk kemungkinan kejadian yang mengancam kehidupan.
• Reaksi berat
Berupa : laryngeal edema berat, convulsion(kejang), profound hypertension, tidak adanya respon, berhentinya detak jantung.
Ketepatan identifikasi dan pengobatan, merupakan penaganan yang paling tepat. Pengobatan dapat berupa pemberian antihistamin dan oksigen.
Pada pasien anak-anak ada beberapa penanganan yang dapat diberikan yaitu :
• Reaksi ringan
Biasanya dilakukan dengan pemberian antihistamin seperti dyphenhidramin. Jika reaksi tetap terjadi, pemberian epeneprine subcutan 1:1000 diperlukan.
• Reaksi berat
Setelah evaluasi sesaat, pertolongan harus dilakukan, dan dilakukan resusitasi cardiopulmonary. Penanganan harus meliputi pemberian cairan melalui intravenous, epinephrine intravenous 1:1000 dan oksigen.
Jalan udara pada anak-anak lebih kecil dan lebih mudah dibandingkan dengan jalan udara orang dewasa. Perlengkapan darurat pediatric harus tersedia di semua lokasi temapat pemasukan media kontras intravascular. Oksigen, perlengkapan suction, dan tabung oksigen untuk dibawa, sangat diperlukan termasuk facemask untuk mengetahui perbedaan ukuran pada anak-anak.
Secara garis besar dikenal adanya istilah pendekatan ABC untuk evaluasi dan penanganan pasien, yaitu :
A meliputi :
Assessment (penilaian) jenis dan kategori reaksi, tekanan darah dan dnyut nadi (sangat diperlukan), pemantauan electrocardiogram diperlukan untuk evaluasi dari denyut jantung.
Assistance (bantuan) segera lakukan panggiilan bantuan.
Airway yaitu memberikan jalan udara dengan pemberian oksigen .
Access untuk pembuluh darah-mengamankan/meningkatkan jalan intravena – peripheral atau sentral.
B. meliputi :
Breathing (dimulai dengan resusitasi cardiopulmonary (CRP) jika diperlukan), gunakan nafsa buatan.
Bag-valve-mask (seperti ambu bag)tau masker mulut.
Begin (memulai) usaha resusitasi penuh (CRP) jika diperlukan, panggil tim untuk menangani berhentinya detak jantung.
Beware(awas) terhadap respon paradoxical (seperti : beta-blocker yang bisa menangani respon tachycardia).
C, meliputi :
Categoris (jenis) reaksi dan keadaan pasien.
Circulatory assistance (penanganan circulasi) yaitu denan menggunakan crysstaloid (seperti ringer’s lactate, saline normal : atau pembersihan colloid), jalan infuse yang cepat dan gunakan pressure bag atau ifus dengan takanan penuh .
I.10. INJEKSI MEDIA KONTRAS
Secara umum metode pemasukan media kontras yang dilakukan sangat bervariasi bergantung pada keadaan vascular, masalah klinis, dan jenis pemeriksaan.
I.10.1. Mekanisme injeksi media kontras intravascular pada CT Scan .
Bolus atau power injeksi dari media kontras lebih baik dibandingkan drif infuse untuk membedakan strukutr normal dan abnormal pada pemeriksaan CT (Computed Tomography) Scan. Setiap personal radiologi harus mengetahui teknik yang dibutuhkan untuk menghindari komplikasi potensial yang bersifat serius dari extravasasi media kontras dan embolisasi udara. Saat teknik yang dipilih dipergunakan, media kontras dapat dengan aman diinjeksikan secara intravena menggunakan power injector walaupun dalam tekanan yang cukup tinggi.
I.10.2. Teknik.
Untuk menghindari komplikasi potensial, pasien harus benar-benar kooperatif. Komunikasi dengan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan dan saat injeksi dapat menekan resiko extravasasi media kontras. jika pasien melaporkan adanya rasa sakit atau rasa bengkak pada daerah penyuntikan, injeksi harus dihentikan.
Media kontras intravascular harus dimasukkan dengan menggunakan power injector melalui canula plaastik yang fleksibel. Penggunaan jarum berbahan logam untuk power injector harus dihindari. Sebagai tambahan, flow rate harus disesuaikan dengan ukuran catheter yang dipergunakan. Ukuran kateter yang dipergunakan no.22 memungkinkan flow rate yang dipergunakan mencapai 5 ml/sec, ukuran 20 atau ukuran yang lebih besar dipilih untuk flow rate 3 ml/sec atau lebih. Antecubital atau vena besar pada daerah pertengahan lengan, dipilih sebagai tempat untuk pemasukan media kontras dengan power injeksi. Jika pembuluh darah yang lebih kecil (seperti tangan atau pergelangan tangan) dipergunakan, maka flow rate yang diperbolehkan tidak melebihi 1,5 ml/sec.
Persiapan yang baik dari peralatan power ijeksi sangat penting untuk meminimalkan resiko extravasasi media kontras atau embolisasi udara. Prosedur standar harus dipergunakan untuk membersihkan syringe dan menekan udara. Sebelum melakukan injeksi, posisi catheter harus di cek untuk backflow vena. Jika tidak terjadi backflow, posisi catheter harus diperbaiki dan monitoring khusus pada daerah injeksi harus dilakukan.
Langkah yang berhati-hati dalam mencegah terjadinya extravasasi adalah melakukan pengawasan langsung pada daerah injeksi media kontras dilakukan. Jika tidak ada masalah dengan injeksi, dalam waktu 15 detik setelah injeksi dilakukan, maka pengawasan pada daerah injeksi harus tetap dilakukan dalam ruangan CT Scan sebelum pemeriksaan dilakukan, apabila dideteksi adanya extravasasi injeksi harus dihentikan segera. Komunikasi antara radiolog dan pasien melalui intercom atau system elevise harus dilakukan sepanjang pemeriksaan dilakukan.
I.10.3.Ekstravasasi
Beberapa pasien memiliki resiko ektravasasi, termasuk mereka yang tidak bisa diajak komunikasi (seperti, bayi, anak-anak, dan pasien yang tidak sadarkan diri). Pasien yang kondisinya lemah, dan pasien yang memilki cirkulasi yang tidak normal pada organ yang dilakukan injeksi. Pasien dengan perubahan cirkulasi meliputi mereka yang memiliki penyakit atherosclerotic peripheral vascular, penyakit diabet vascular, thrombosis vena atau insufficiency, atau radiotherapy atau pembedahan ekstensive (seperti pembedahan nodul limpa axila) pada daerah organ yang diinjeksi. Beberapa daerah tempat penyuntikan media kontras se perti tangan, pergelangan tangan, kaki dan pergelangan kaki, memiliki resiko ekstravasasi dan harus dihindari sebisa mungkin. Pasien dengan resiko ekstravasi yang tinggi, gunakan LOMK karena ekstravasasi dari agen ini memiliki toleransi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ekstravasasi HOMK.
Ekstravasasi bisa terjadi pada injeksi dengan menggunakan tangan atau menggunakan power injeksi. Kejadian yang dilaporkan terjadi dari ekstravasasi media kontras berhubungan dengan power injeksi untuk CT adalah dalam rentang 0,1% samapi 0,9% (1/1000 pasien sampai 1/106 pasien ). Kejadian ekstravasasi tidak berhubungan dengan flow rate injeksi. Ekstravasasi yang terjadi pada bolus dinamik CT berhubungan dengan penggunaan media kontras dengan jumlah besar. Walaupun kebanyakan pasien merasakan kesan panas pada daerah ekstravasasi, biasanya akan sedikit dirasakan pada penggunaan LOMK.
Ekstravasasi media kontras iodium, biasanya HOMK, bersifat beracun terhadap jaringan disekitarnya, seperti kulit, yang akan menyebabkan reaksi inflammatory local akut, yang meningkat dalam waktu 24-48 jam. Ekstravasasi LOMK jauh lebih baik toleransinya dibandingkan dengan HOMK konvensional.
I.10.4. Evaluasi dan pengobatan.
Pada pemeriksaan fisik, lokasi ekstravasasi berupa oedema, erythematus. Tidak ada consensus yang jelas mengacu pada pengobatan yang tepat untuk ekstravasasi media kontras. saat ekstravasasi tejadi, jumlah dan jenis media kontras serta pemeriksaan klinis merupakan semua factor yang menggambarkan reaksi yang terjadi. Saat terjadi keraguan, konsultasi kepada bagian bedah sangat diperlukan.
Konsultasi pada bagian bedah secepatnya dilakukan pada pasien yang terindikasi mengalami gejala seperti peningkatan pembengkakan atau rasa sakit setelah 2-4 jam, perubahan perfusi jaringan , sebagai akibat dari peningkatan peningkatan capiler pada waktu setelah ekstravasasi terjadi, perubahan rasa pada organ yang mengalami sakit, dan ulcerasi kulit atau melepuh. Pasien yang mengalami ekstravasasi media kontras, baru diperbolehkan meninggalkan unit radiologi setelah radiolog mengetahui secara pasti bahwa gejala yang ditimbulkan meningkat atau gejala baru tidak ditemukan saat observasi . semua kejadian ekstravasasi dan pengobatannya harus dicatat dalam rekam medis dan anjuran dokter harus dicatat.
Embolisasi udara.
Secara klinis, embolisasi udara pada vena bersifat fatal tetapi merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi pada injeksi media kontras. Secara klinis tidak tampaknya embolisasi udara, biasanya terjadi saat injeksi dengan tangan dilakukan. Perhatian saat menggunakan power injeksi untuk memberikan contras enhancement pada CT meminimalkan resiko adanya komplikasi ini. Pada CT embolisaasi udara pada vena biasanya tampak dari gelembung udara atau air-fluid level pada vena intrathoacal, artery polmunary, atau ventricle kanan. Embolisasi udara juga tampak pada struktur vena intracranial.
Pemilihan jenis media kontras yang tepat pada pemeriksaan CT Scan khususnya sangat penting dilakukan. Pemeriksaan CT Scan secara umum menggunakan media kontras dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Penggunaan media kontras dalam jumlah besar tentu akan menyebabkan semakin besarnya faktor resiko yang mungkin terjadi. Analisis media kontras sangat penting dilakukan untuk menentukan apakah media kontras tersebut relative aman digunakan untuk pasien yang beresiko sekalipun, dengan catatan tentunya tetap memperhatikan beberapa teknik penanganan yang harus dilakukan.
Diposkan oleh Ismaya (Twis) di 04:48

artigos relacionados:

Posted by Babeh Edi at 08:16 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS


KONTRAS  MEDIA
I. Pendahuluan
            Kontras Media mampu membedakan jaringan-jaringan pada gambar foto rontgen digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak terlihat dalam radiografi biasa. Dapat tampak karena perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.
II. Syarat-syarat Bahan Kontras Media :

    Tidak merupakan racun dalam tubuh.
    Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang cukup.
    Mudah cara pemakaiannnya.
    Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.
    Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ tubuh yang lain.

III. Guna Kontras Media

    Memperlihatkan bentuk anatomi dari bagian yang diperiksa.
    Memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.

IV. Yang Harus Diingat :
      Setelah kontras media masuk melalui pembuluh darah, dia tidak menetap disitu tetapi :
1.      Difusi ke cairan tubuh, khususnya cairan ekstraseluler.
2.      Dalam beberapa saat sampai ke arteri ginjal.
3.      Di eksresi oleh ginjal ke dalam Calic Pelvis.
V.  Pengaruh Ion
            Antara kontras media ionik dan non ionik terdapat perbedaan yang jelas, karena masih mengandung ion dalam pada molekulnya dan yang lain tidak. Ion-ion dalam cairan kontras media tersebut dapat terlepas dan akan mempengaruhi struktur jaringan dalam tubuh. Jika disuntikan karena terjadi ion interchange diantara sel-sel tubuh dengan kontras media ionik yang masuk, hal ini berakibat efek samping seperti mual dan alergi, muntah, pusing, bahkan panas dan shock anafilaktik.
VI. Ikatan Ion Kontras Media dalam X-Ray :
·        Ionik → kontas media masih mempunyai ikatan dalam molekul garamnya
·        Non Ionik → kontras media yang tidak mempunyai ion didalam molekul garamnya.
VII. Jenis Bahan Kontras Media

    Ionik Monomer
        3 atom yodium
        ion
        1 gugus karboxil peranion
        osmolalitas tinggi

2.      Ionik Dimer
·        6 atom yodium
·        ion
·        1 gugus karboxil dan hidroxil
·        osmolalitas rendah
3.      Non Ionik Monomer
·        3 atom yodium
·        tanpa ion
·        tanpa gugus karboxil
·        4 sampai 6 gugus hidroxil
·        osmolalitas rendah
4.      Non Ionik Dimer
·        6 atom yodium
·        tanpa ion
·        tanpa gugus karboxil
·        lebih dari 8 gugus hidroxil
·        hiposmolar/isosmolar
VIII. Viskositas
            Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang perlukan untuk menyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada kateterisasi diperlukan penyutikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah viskositasnya. Viskositas dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada temperatur tententu untuk mengurangi viskositas dan sesuai dengan temperatur tubuh.
IX. Osmolalitas
            Osmolalitas adalah tekanan osmotik yang terdapat pada partikel yang dilarutkan dalam suatu larutan tertentu hal ini berpengaruh terhadap toleransi kontras media pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik semakin jelek toleransi kontras media tersebut terhadap tubuh. Kontras media ionik mengalami pemecahan ion, sedangkan pada non ionik tidak terjadi pemecahan ion. Sehingga osmolalitas ionik jauh lebih rendah dibandingkan non ionik. Ukuran satuan osmolaitas = MOSM/Kg H2O.
            Pengaruh osmolaitas secara klinis adalah rasa panas, tidak nyaman, nyeri, kerusakan pada otak dan pembuluh darah, kerusakan pada ginjal, gangguan keseimbangan elektrolit pada anak-anak.
X. Prinsip Fisika Media Kontras Pada Imejing
·        Timbulnya kontras gambaran hitam putih  pada imejing dari media kontras dan jaringan sekitarnya karena prinsip ATENUASI.
·        Atenuasi terjadi bila ada perbedaan penyerapan radiasi sinar-X yang disebabkan karena nomor atom yang berbeda, kerapatan organ, ketebalan objek berbeda.
XI. Penyebab Reaksi Terhadap Bahan Kontras Media
1.      Khemotoksisitas :
·        Struktur kimia molekul
·        Hidroksil banyak, reaksi rendah
·        Ikatan dengan protein plasma/membran sel, memblok enzim, mengubah fungsi seluler, melepas substasnsi vasoaktif.
            2.   Osmotaksisitas :
·        Efek Osmotik menarik air molekul membran dalam tubuh.
·        Hypertonic bahan kontras media terhadap plasma, menyebabkan rasa sakit (pain), vasodilitasi, hipotensi, kekakuan sel eristrosit.
3.   Toksisitas Ion :
·        Jumlah ion-ion yang bersentuhan dengan fungsi seluler.
4.   Dosis :
·        Dosis besar menyebabkan terjadinya reaksi lebih besar.
            Sebagian besar reaksi kontras media adalah ringan kontras media non ionik terbukti lebih sedikit reaksi anafilaktik dari pada kontras media ionik. Diperkirakan rekasi kontras media non ionik 3-10 kali lebih rendah daripada kontras media ionik. Kontras media ionik lebih bereaksi dibanding non ionik karena kontras media ionik masih mengandung ion dan ketika masuk kedalam tubuh, ion-ion tersebut dilebihkan dan terjadi intercemible didalam sel-sel tubuh kita dan kontras media ionik mempunyai osmolaritas yang tinggi, maka akan bereaksi.
XII. Contoh-contoh Kontras Media Ionik dan Non Ionik
ANGIOGRAFIN

    Angiografin merupakan jenis kontras media ionik.
    Komposisi 1 ml Angiografin mengandung 0,65 gr Meglumine Amidotrizoate

( meglumine diatrizoate ) dalam setiap larutan.

    Angiografin mempunyai viskositas (kekentalan) yang tinggi, serta mempunyai osmolalitas (daya larut) yang tinggi pula.
    Indikasi :

Angiografin digunakan untuk Intravenus urografi, Retrograde Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal dan Ekstremitas angiografi, Plebografi, Computerize Tomography (CT).

    Kontra indikasi :

Angiografin tidak baik digunakan untuk Myelografi, Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa menimbulkan neurotoksis.
IOPAMIRO

    Iopamiro merupakan jenis kontras media non ionik.
    Iopamiro mempunyai jenis molekul benzine dikarboxamide monomerik.
    Tekanan osmotik yang rendah, sifat non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang rendah merupakan toleransi dari Iopamiro.
    Indikasi :

1.   Kasus-kasus neurologis (Myeloradikulografi, Sisternografi, dan Ventrikulografi).
2. Kasus-kasus Angiografi (Cerebral Angiografi, Coronoriarteriografi, Thorasic aortografi, Abdominal aortografi, DSA)
3.   Kasus urografi (Intravena urografi, kontras enhancement pada CT Scanning, Artrografi, Fistulografi)

    Kontra indikasi:

Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada pemakain Iopamiro, kecuali waldenstrom’s, macroglobulinemia, multiple myeloma serta penyakit hati dan ginjal. 

0 komentar:

Posting Komentar