BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS
RADIOGRAFI
Bahan Kontras
merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkanvisualisasi
(visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic
medik.Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
dayaattenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) yang akan dibahas lebih luas
disini ataumenurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan
bahan dasar udaraatau gas). Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam
pemeriksaan MRI (MagneticResonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan
pada sinar-X tetapi mengubahsifat-sifat magnetic dari inti hidrogen yang
menyerap bahan kontras tersebut. Bahankontras MRI dengan sifat demikian adalah
Gadolinium.A.
SejarahPenggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi
bermula dari percobaan Tuffierpada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia
memasukkan kawat kedalam uretermelalui keteter., sehingga terjadi bayangan
ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnyayaitu dengan menggunakan kontras
cair untuk menggambarkan anatomi dari traktusurinarius. Kontras tersebut
diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida,stronsium
klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai
ditinggalkankarena menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma
jaringan, terjadinyaemboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat
sampingan yang tidak bisadihindari.Berpijak dari pengalaman-pengalaman
terdahulu kemudian para ahli radiologi sepakatuntuk megadakan pembaharuan dalam
pemakaian media kontras pada pemeriksaanradiologi. Dan pada tahun 1928 seorang
ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasamadengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan
Lichtenberg memperkenalkan penemuannyatentang media kontras iodium
water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografisecara intravena. Media
kotras yang berhasil disintesa, diantranya dalah :sodiumiodopyridone-N-acetic
acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodiumoidomethamate yang disebut
Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi radiograf keduamacam media kotras tersebut memberikan
hasil yang memuaskan, namun dari pasiennyamasih menimbulkan efek yang
merugikan, yaitu : mual dan muntah. SelanjutnyaDr.Swick dan kawan-kawan
melanjutkan usahanya dengan mengembangkan Iodopyracetyang sementara waktu bisa
menggantikan kedudukan Neoiopax dalam pemerikasaanUrografi intra vena.Usaha
mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai pertengahan tahun
1950semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler untuk
pemakaian secaraintravaskular mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini
media kontras intravaskularmenggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan
dasarnya dengan mengikat tiga atomiodium. Dari hasil uji coba membuktikan bahwa
media kontras jenis ini memilikikelebihan dibanding dengan jenis media kontras
sebelumnya. Jenis media kontrastersebut diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun
1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoatetahun 1961, iothalamate tahun 1962,
iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate tahun 1968.
2. Akhirnya media
kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara kontinyuterus
mengalami penyempurnaan.Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan
osmolalitas merupakan kunciutama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian
mulai tahun 1969 dr.Torsten Almenmengembangkan jenis media kontras non-ionik
dengan osmolalitas yang cukup rendah.Mula-mula ia mengadakan penelitian
terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnyadipakai pada pemeriksaan
mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water solubleuntuk pemeriksaaan
mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasilakhir
penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam
pemeriksaanradiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik
water-soluble secaraintravaskularAda dua jenis bahan baku dasar dari bahan
kontras positif yang digunakan dalampemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan
iodium. Sebuah tipe bahan kontras lainyang sudah lama adalah Thorotrast dengan
senyawa dasar thorium dioksida, tapipenggunaannya telah dihentikan karena
terbukti bersifat karsinogen.B. Barium sulfatBahan kontras barium sulfat,
berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampurdengan air dan
beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahankontras. Bahan
ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelanatau
diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari
tubuhbersama dengan feces.C. Bahan kontras IodiumBahan kontras iodium bisa
terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuahsenyawa ionic. Bahan-bahan
ionic dibuat pertama kali dan masih banyak digunakandengan tergantung pada
pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionic memilikiprofil efek samping
yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik memiliki efek sampingyang lebih
sedikit karena tidak berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyakdari
efek samping yang diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan,
yaituzat-zat ini membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak
iodine,maka daya attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda.
Mediakontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya
bagi tubuh.Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih
yang tidak berwarna.Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan
kontras teriodinasi modernbisa digunakan hampir di semua bagian tubuh.
Kebanyakan diantaranya digunakan secaraintravenous, tapi untuk berbagai tujuan
juga bisa digunakan secara intraarterial,intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuhatau ruang yang potensial.D.
Bentuk dan Susunan KimiaBerdasarkan tahap-tahap perkembangannya, bentuk dan
susunan kimia media kontrasiodium dapat dibedakan menjadi :
3. a. Sebelum
tahun 1950Pada periode ini semua media kontras iodium bersifat ionik, dimana
dalam susunankimianya terdapat ikatan ion. Ion-ion penyusun media kontras
tersebut terdiri dari ;kation dan anion. Adapun contoh bentuk-bentuk media
kontras intravaskular yangdisintesa sebelum tahun 1950 adalah sebagai berikut
:b. Pertengahan Tahun 1950Mulai pertengahan tahun 1950 ditetapkan penggunaan
bahan dasar molekul benzoat yangsetiap molekulnya mengikat tiga atom iodium.
Pada tahap ini perkembangan dibagimenjadi :1). Bahan Kontras Ionik Ion-ion
penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion
(ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1
cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana
setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa
macam kation yang digunakan dalam media kontras, di antaranya : a). Sodium
(Natrium) Sifat sodium dalam media kontras adalah menurunkan kekentalan
(viskositas), dan lebih sedikit menimbulkan reaksi anafilaksis karena dapat
mengurangi mnuculnya zat histamin yang mengakibatkan reaksi alergis. Di lain
pihak sodium bersifat lebih korosif terhadap sel endotelium dan parenkim organ
tertentu, sehingga lebih toksik dari pada zat lain.
4. b). Meglumine (
NMG ; N-Methylglucamine)Meglumine memiliki sifat toksik yang lebih kecil
dibanding sodium, akan tetapimeglumine memberikan efek diuretik (mengurangi
konsentrasi iodium dalam urin).Pada jenis asam dan konsentrasi yang sama
meglumine lebih kecil menimbulkankenaikan tekanan darah, bradikardia, dan
konvulsi dibanding sodium.c). EthanolamineZat ini memiliki sifat yang tidak
dimiliki oleh sodium maupub meglumine, yaitu tidakmempunyai sifat racun dan
memiliki viskositas yang rendah, tetapi zat inimenimbulkan vasodilatasi yang
cukup kuat.Selain bahan tersebut diatas kadang-kadang pula digunakan kation
dari calsium (Ca)dan magnesium (Mg).Untuk memperoleh sifat media kontras yang
dikehendaki pada pemeriksann radiologitertentu biasanya dilakukan penggabungan
antara beberapa jenis kation dalam satujenis media kontras.(1). Bahan Kontras
Ionik MonomerBahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik
yang memilikisatu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul
5. (2). Bahan
Kontras Ionik dimmer Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin
asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia
jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media
kontras ionik dimer pertama dibuat ;2). Bahan Kontras Non-ionik.Du dalam
susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanyaikatan
ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat
duapartikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras
non-ionikhanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga memiliki
karakteristik tersendiri.
6. (1). Bahan
kontras Non-ionik ManomerBahan kontras ini berasal dari media kontras ionik
monomer yang dibentuk denganmengganti gugus karboksil oleh gugus radikal
non-ionik yaitu amida (-CONH2).(2). Bahan Kontras Non-ionik DimerPembentukan
struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada guguskarboksil
media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada
kahirsisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras
6 : 1.Bahan kontras iodium yang umum digunakanE. OsmolalitasKonsentrasi molekul
yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehinggamemberikan
kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat dinyatakandengan
milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air (H2O)
padasuhu 37oC (Osmolalitas).
7. Osmolalitas
tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari ;Jumlah
partikel dan konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah
partikellebih besar daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras
ionik terdapatdua partikel (kation dan anion) sehingga osmolalitas dua kali
lebih besar.F. Efek SampingBahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat
yang aman; reaksi-reaksiberbahaya bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping
utama dari radiokontras adalahreaksi anafilaktif dan nefropati .1.
Reaksi-Reaksi AnafilaktifReaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan
Heinz, 1979 dkk., 1987;Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi
sebagai respon terhadap bahankontrasyang disuntikkan atau yang diberikan lewat
mulut dan rectal dan bahkan memperburukpyelografi. Gejalanya mirip dengan
reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan olehrespon kekebalan yang
diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras,
berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenbergerdan
Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid
telahterbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser
dkk., 1988;Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).Reaksi-reaksi
anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasmadan
edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal,
Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa
diberikan.Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan
edema leher atauwajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau
subcutaneous, ditambahdiphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi
terganggu, saluran udara harusdibebaskan.2. Nefropati yang Ditimbulkan oleh
Medium KontrasNefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh
peningkatan kreatinin darahlebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak
kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
8. Ada tiga faktor
yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi olehmedium
kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin
<60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan
volumeintravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
Osmolalitasbahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya,
bahan kontras harusisoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang
modern biasanya nonionic,tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek
yang lebih berbahaya dan tidakdigunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko
terjadinya nefropati akibat medium kontras,maka berbagai tindakan bisa
dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis dalam sebuahmeta-analisis yaitu : 1.
Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meskimasih mampu
ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat nonionic 3.
Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan
terkontrolacak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih
baik dibandingmedia kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan
intravenous dengan larutangaram. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling
efektif untuk hidrasi cairanintravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per
jam selama 6-12 jam sebelum dansetelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida
intravenous dengan larutan garam ditambahsodium bikarbonat. Sebagai sebuah
alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutangaram biasa, pemberian sodium
bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya,diikuti dengan 1 mL/kg per
jam selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahuilebih baik ketimbang
larutan garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Iniselanjutnya
didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang
jugamenunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik
terhadap0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap
diakibatkan olehalkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang
lebih rentan terhadappembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6.
N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mgsecara oral dua kali sehari, pada hari
sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinindiperkirakan lebih kecil dari
60 mL/menit (1,00 mL/detik). Sebuah percobaan terkontrolacak menemukan dosis
NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus dan 1200 mg secaraoral dua kali sehari
selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko relatif sebesar74%) pasien
yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebihtinggi.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungiginjal
dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini,
tidakmerata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim
bahwa efek inidiakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu
sendiri. Ini didukungoleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan
kadar cystatin C. Agen-agenfarmakologis lain, seperti furosemida, mannitol,
theophylline, aminophylline, dopamine,dan atrial natriuretic peptide telah
dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justrumemiliki efek yang
membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). ReaksiKemotoksik Pasien
yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalamireaksi kemotoksik
setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnyaatom iodium yang
terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruhyang besar.
Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapatdalam
bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan
tirotoksikosis.Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus
ditekankan bahwa dugaantentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih
didasarkan pada mitos dibanding
9. fakta, bukanlah
sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontrasberiodum.
Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibatmakanan
laut merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makananlaut
lebih tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir
inimelebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan
iodinemakanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley
dan Panicek,1997). Data yang ada menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat
meningkatkan risikosebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah
yang kira-kira sama sepertialergi terhadap buah atau sama dengan yang
menyebabkan asma (Shehadi, 1975).Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang
mengalami alergi makanan-laut tidak akanmemiliki reaksi yang berbahaya terhadap
kontras beriodium (Coakley dan Panicek,1997). Terakhir, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yangberbahaya terhadap
antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (sepertibetadin, povidin)
yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV(Coakley dan Panicek,
1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).F. GadoliniumGadolinium adalah unsur
kimia yang dalam tabel sistem periodik memiliki simbol Gddengan nomor atom 64.
Gadolinium menjadi superconductive dibawah suatu temperaturkritis1.083 K. Dan
merupakan strongly magnetic pada suhu ruang, dan menunjukkan sifatferromagnetic
dibawah suhu ruang.Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu
peningkatan temperature ketikaberada dalam medan magnet dan menurun ketika
meninggalkan medan magnet.Diakrenakan sifat paramagnetiknya larutan organic
gadolinium kompleks dan senyawagadolinium digunakan secara intravenous sebagai
bahan kontras untuk keperluanpencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI)
. Kontras gambar yang dihasilkanGadolinium pada MRI dipengaruhi oleh perubahan
variasi T1 dan T2 jaringan. Nilai T1dan T2 diubah oleh perubahan jumlah
fluktuasi medan magnet dekat sebuah inti. Medanparamagnetik oleh gadolinium
menghasilkan banyak osilasi medan . Pada umumnyakontras gambar pada MRI
diperoleh oleh satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebihtinggi (gaya
tarik menarik) atau vaskularisasi yang lebih banyak dibandingkan jaringanlain.
Sebagai contoh tumor memiliki Gd uptake yang lebih besar dibandingkan
jaringandisekitarnya menyebabkan T1 tumor lebih singkat sehinga signal yang
dihasilkan lebihkuat.Disamping MRI, gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik
pencitraan lain. Padapemeriksaan dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam
lapisan phosphor terdapat dalamsuatu polymer matrix pada detector.
Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S:Tb) pada lapisan phosphor mengubah
sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapatmemancarkan cahaya dengan panjang
gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520 –570nm), yang bermanfaaat pada
penggunaan dalam photographic film.Gadolinium oxyorthosilicate (GSOadalah
sebuah kristal tunggal yang digunakan sebagaiscintillator pada peralatan
pencitraan medis seperti Positron Emission Tomography(PET). scintillator lain
yang terbaru untuk mendeteksi neutron adalah cerium-dopedgadolinium
orthosilicate (GSO - Gd2SiO5:Ce).
10. Di masa yang
akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noiseyang
sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadoliniums
highmagnetic movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu
ruang)merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera panas
dandingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of gadolinium,
elemen inisanagt efektif digunakan pada neutron radiography.(
Disadur dari
http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/bahan-kontras-radiografi_12.html
Diposkan oleh
Sumarsono.Dipl.Rad, S.Si)
Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam Radiografi
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan
sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau
menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar
udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897,
pada saat itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah kawat ke
dalam ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat tampak pada
gambaran radiografi membentuk gambaran dari ureter. Padahal sebelumnya amatlah
sulit untuk memvisualisasikan gambaran ureter pada gambaran radiografi.
Sejak saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan
menggunakan bahan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus
urinarius. Bahan cair yang digunakan
untuk percobaan tersebut antara lain koloid perak, bismuth, natrium iodide,
perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan suspensi Bismuth Nitrat
diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun 1904.
Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran
atom yang cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh pasca
pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
Dengan ditinggalkannya
perak dan bismuth, para peneliti mulai meneliti bahan Iodium, terutama bahan
Natrium Iodida, karena bahan ini mudah larut dalam air. Namun masih ada kendala yang terjadi, yaitu
ukuran atom iodium masih cukup besar dan iodium yang bebas bersifat toksik. NatriumIodida mash tetap berbahaya karena
tetap mengakibatkan efek samping karena menghasilkan Iodium bebas.
Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya
emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak
bisa dihindari.
Pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick
bekerjasama dengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan
penemuannya tentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam
pemeriksaan urografi secara intravena.
Media kontras yang berhasil disintesa adalah sodium
iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium
oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax).
Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut
memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek
yang merugikan, yaitu : mual dan muntah.
Dr.Swick dan kawan-kawan kemudian melakukan pengembangan
yaitu menggunakan Iodopyracet
menggantikan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi intra vena. Namun penyebab terjadinya efek mual dan
muntah masih menjadi misteri yang belum terpecahkan pada saat itu.
Tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara
intravaskuler mulai mengalami pergantian. Intravaskular menggunakan molekul
asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium.
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara
intravaskular secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil
penelitian membuktikan ionisitas dan osmolalitas merupakan kunci utama terjadinya keracunan
pada pasien.
Pada tahun 1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media
kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga
Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya
media kontras water soluble untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara
intravaskular mulai dipelajari.
Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk
segala macam pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik
water-soluble secara intravaskular.
Namun meskipun bahan kontras sudah mampu memvisualisasikan
struktur – struktur internal pada pencitraan diagnostic medic, masih terdapat
kendala mengenai kualitas visualisasi yang ditampilkan. Kualitas visualisasi dari bahan kontras
mengalami perbedaan pada gambaran CT Scan. Hal – hal yang mempengaruhi dari
adanya perbedaan nilai kontras dari kontras media antara lain adalah;
· Cardiac
output pasien,
· Kecepatan
aliran bahan kontras saat diinjeksikan (Injection rate)
· Total volume
yang diinjeksikan,
· Konsentrasi
bahan kontras,
· Tipe injeksi, uniphase atau biphase,
· Ureum
creatin,
· Berat badan,
· Jenis
penyakit yang diderita,
· Waktu delay
scan time,
· Kecepatan
pesawat CT dalam mengambil data (Scan Time)
Selain itu juga ada perbedaan nilai kontras pada seorang
pasien yang dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan menggunakan bahan kontras di
tiap slice yang didapat. Pada slice tertentu
pada pemeriksaan CT Scan didapatkan gambaran kontras yang cukup baik dan pada
slice yang lainnya, kontras yang didapat menjadi menurun. Untuk hal ini, yang
sangat mempengaruhinya adalah :
· Injection
Rate, kecepatan aliran bahan kontras saat dilakukan penyuntikan,
· Kecepatan
pesawat CT Scan dalam mengambil data pada saat scaning (Scan Time), dan
· Kecepatan
aliran darah dari pasien (Cardiac Output).
Untuk kecepatan aliran bahan kontras, sebelumnya sangat
mengalami kendala karena dengan penyuntikan secara manual, kecepatan aliran
menjadi berubah-ubah tergantung kepada petugas yang melakukan penyuntikan. Namun hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
injector otomatis.
Untuk faktor kecepatan pesawat CT Scan dalam mengambil data saat
scaning, sebenarnya dapat diatasi dengan menggunakan pesawat CT Scan yang lebih
canggih yang mampu melakukan pengambilan data dengan sangat cepat. Namun karena harganya yang cukup mahal, hal
ini tetap menjadi suatu kendala yang cukup serius yang perlu diatasi.
Sedangkan untuk factor kecepatan aliran darah pasien, selama
ini disiasati dengan menggunakan teknik biphase pada penyuntikan bahan kontras
dengan menggunakan injector otomatis.
Aliran darah yang cepat, mengantarkan bahan kontras dengan
cepat pula. Sehingga bahan kontras yang
melewati organ yang diperiksa juga menjadi cepat. Hal ini mengakibatkan penggambaran radiografi
menjadi terdapat perbedaan dalam kualitas nilai kontras yang didapat dari bahan
kontras tersebut. Pada saat pengambilan
scan dilakukan bersamaan dengan bahan kontras melewati organ, gambaran kualitas
kontras radiografi dari organ yang diperiksa menjadi sangat baik. Namun saat scaning pada bagian berikutnya,
bahan kontras sudah bergerak cepat keluar dari organ tersebut sehingga gambaran
radiografi yang didapat kualitasnya menjadi jauh berkurang.
Penggunaan teknik biphase pada penyuntikan bahan kontras
yang menggunakan injector otomatis adalah dengan menggunakan kecepatan yang
berbeda pada saat penyuntikannya. Bahan
kontras yang dimasukkan biasanya dibagi dua bagian. Bahan kontras bagian kedua
biasanya disuntikan lebih lambat dari bagian pertama. Hal ini dimaksudkan agar
pada saat pengambilan data diwaktu scaning, bahan kontras tidak terlalu cepat
bergerak meninggalkan organ sehingga kualitas kontras yang didapat menjadi
lebih baik.
Referensi :
Siemens, Syngo
CT2010c Somatom Spirit Application Guide, 2010
Materi Kuliah, Bahan
Kontras Radiografi, Program D4 Jurusan
Teknik Radiografi.
Jika teman- teman ingin memiliki tulisan ini dalam bentuk
PDF dapat di download di link ini :
Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam Radiografi.pdf
Ilmu Pengetahuan yang bermanfaat adalah salah satu pahala
yang tidak terputus.
Semoga ini dapat menjadi pahala yang tidak terputus buat
kita semua.
BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS RADIOGRAFI
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostic medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) yang akan dibahas
lebih luas disini atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras
negative dengan bahan dasar udara atau gas). Selain itu bahan kontras juga
digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), namun metode ini
tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetic dari inti
hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat
demikian adalah Gadolinium.
A. Sejarah
Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula
dari percobaan Tuffier pada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan
kawat kedalam ureter melalui keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam
radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan kontras cair untuk
menggambarkan anatomi dari traktus urinarius. Kontras tersebut diantaranya :
koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium klorida, dan
sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli,
dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa
dihindari.
Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para
ahli radiologi sepakat untuk megadakan pembaharuan dalam pemakaian media
kontras pada pemeriksaan radiologi. Dan pada tahun 1928 seorang ahli urologi,
Dr.Moses Swick bekerjasama dengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg
memperkenalkan penemuannya tentang media kontras iodium water-soluble yang
digunakan dalam pemeriksaan urografi secara intravena. Media kotras yang
berhasil disintesa, diantranya dalah :sodium iodopyridone-N-acetic acid yang
disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut
Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut
memberikan hasil yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek
yang merugikan, yaitu : mual dan muntah. Selanjutnya Dr.Swick dan kawan-kawan
melanjutkan usahanya dengan mengembangkan Iodopyracet yang sementara waktu bisa
menggantikan kedudukan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi intra vena.
Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai
pertengahan tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara
intravaskuler untuk pemakaian secara intravaskular mulai mengalami pergantian.
Mulai periode ini media kontras intravaskular menggunakan molekul asam benzoat
sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. Dari hasil uji coba
membuktikan bahwa media kontras jenis ini memiliki kelebihan dibanding dengan
jenis media kontras sebelumnya. Jenis media kontras tersebut diantarannya ;
acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoate tahun 1961,
iothalamate tahun 1962, iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate tahun 1968.
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara
kontinyu terus mengalami penyempurnaan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan
osmolalitas merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian
mulai tahun 1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik
dengan osmolalitas yang cukup rendah. Mula-mula ia mengadakan penelitian
terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada pemeriksaan
mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water soluble untuk pemeriksaaan
mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir
penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan
radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara
intravaskular
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif
yang digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah
tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar
thorium dioksida, tapi penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
B. Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang
tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan
lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan
pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah
pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
C. Bahan kontras Iodium
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik
(non-ionik) atau sebuah senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali
dan masih banyak digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan.
Bahan-bahan ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk.
Senyawa-senyawa organik memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak
berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang
diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini
membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya
attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras
yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh.
Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak
berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras
teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan
diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa
digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
1. Bentuk dan Susunan Kimia
. Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, bentuk dan
susunan kimia media kontras iodium dapat dibedakan menjadi :
a. Sebelum tahun 1950
Pada periode ini semua media kontras iodium bersifat ionik,
dimana dalam susunan kimianya terdapat ikatan ion. Ion-ion penyusun media
kontras tersebut terdiri dari ; kation dan anion. Adapun contoh bentuk-bentuk
media kontras intravaskular yang disintesa sebelum tahun 1950 adalah sebagai
berikut :
b. Pertengahan Tahun 1950
Mulai pertengahan tahun 1950 ditetapkan penggunaan bahan
dasar molekul benzoat yang setiap molekulnya mengikat tiga atom iodium. Pada
tahap ini perkembangan dibagi menjadi :
1). Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion
bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam
radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik
media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu
sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras, di
antaranya :
a). Sodium (Natrium)
Sifat sodium dalam media kontras adalah menurunkan
kekentalan (viskositas), dan lebih sedikit menimbulkan reaksi anafilaksis karena
dapat mengurangi mnuculnya zat histamin yang mengakibatkan reaksi alergis. Di
lain pihak sodium bersifat lebih korosif terhadap sel endotelium dan parenkim
organ tertentu, sehingga lebih toksik dari pada zat lain.
b). Meglumine ( NMG ; N-Methylglucamine)
Meglumine memiliki sifat toksik yang lebih kecil dibanding
sodium, akan tetapi meglumine memberikan efek diuretik (mengurangi konsentrasi
iodium dalam urin). Pada jenis asam dan konsentrasi yang sama meglumine lebih
kecil menimbulkan kenaikan tekanan darah, bradikardia, dan konvulsi dibanding
sodium.
c). Ethanolamine
Zat ini memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh sodium
maupub meglumine, yaitu tidak mempunyai sifat racun dan memiliki viskositas
yang rendah, tetapi zat ini menimbulkan vasodilatasi yang cukup kuat.
Selain bahan tersebut diatas kadang-kadang pula digunakan
kation dari calsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Untuk memperoleh sifat media kontras yang dikehendaki pada
pemeriksann radiologi tertentu biasanya dilakukan penggabungan antara beberapa
jenis kation dalam satu jenis media kontras.
(1). Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras
ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul
(1). Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin
asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia
jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media
kontras ionik dimer pertama dibuat ;
2). Bahan Kontras Non-ionik.
Du dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak
dijumpai lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media
kontras ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka
dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga
memiliki karakteristik tersendiri.
b). Bahan kontras Non-ionik Manomer
Bahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer
yang dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik
yaitu amida (-CONH2).
2). Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses
penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus
radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan perbandingan iodium
terhadap partikel media kontras 6 : 1.
Bahan kontras iodium yang umum digunakan
Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan
osmotik larutan, sehingga memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati
suatu membran. Dapat dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau
milliosmol per kilogram Air (H2O) pada suhu 37oC (Osmolalitas).
Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel namun
nilainya tergantung dari ; Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahan kontras
ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras non-ionik
karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion)
sehingga osmolalitas dua kali lebih besar.
Efek Samping
Bahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat yang
aman; reaksi-reaksi berbahaya bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping utama
dari radiokontras adalah reaksi anafilaktif dan nefropati .
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan
Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi
sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat
mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan
reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang
diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras,
berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan
Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah
terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk.,
1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).
Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan
gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal. Untuk
kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl
(diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk
reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau
wajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous,
ditambah diphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran
udara harus dibebaskan .
Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras
Nefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh
peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak
kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan
meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu:
gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit
(1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular
yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitas bahan
kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus
isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang modern biasanya
nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek yang lebih
berbahaya dan tidak digunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya
nefropati akibat medium kontras, maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang
kesemuanya telah dianalisis dalam sebuah meta-analisis yaitu : 1. Dosis media
kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk
melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat non ionic 3. Media kontras
yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrol acak menemukan
bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik dibanding media
kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutan
garam. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi
cairan intravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam
sebelum dan setelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan
larutan garam ditambah sodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi
hydrasi intravenous dengan larutan garam biasa, pemberian sodium bikarbonat 3
mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6
jam setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan
garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya didukung
dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga menunjukkan
bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap 0,9%
larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap diakibatkan
oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang lebih rentan
terhadap pembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-asetilcystein (NAC).
NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika
pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Sebuah percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg
IV bolus dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu
(pengurangan risiko relatif sebesar 74%) pasien yang menerima angioplasty
koroner dengan volume kontras yang lebih tinggi. Beberapa penelitian terbaru
menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal dari efek toksik bahan
kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidak merata, beberapa
peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek ini
diakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini
didukung oleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan kadar
cystatin C. Agen-agen farmakologis lain, seperti furosemida, mannitol,
theophylline, aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah
dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang
membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). Reaksi Kemotoksik Pasien
yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik
setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnya atom iodium yang
terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruh yang besar.
Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam
bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis.
Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa
dugaan tentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada
mitos dibanding fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap
penggunaan bahan kontras beriodum. Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam
makanan laut dan alergi akibat makanan laut merupakan bagian dari bidang medis.
Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih tinggi dibanding pada makanan
non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini melebihi yang pertama dan tidak ada
bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodine makanan laut terkait dengan
reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada
menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi
yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama seperti
alergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi, 1975).
Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi makanan-laut
tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium (Coakley
dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
reaksi-reaksi kulit yang berbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang
mengandung iodium (seperti betadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan
pemberian bahan kontras IV (Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den
Berg, 1990).
Gadolinium
Gadolinium adalah unsur kimia yang dalam tabel sistem
periodik memiliki simbol Gd dengan nomor atom 64. Gadolinium menjadi
superconductive dibawah suatu temperatur kritis1.083 K. Dan merupakan strongly
magnetic pada suhu ruang, dan menunjukkan sifat ferromagnetic dibawah suhu
ruang.
Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu
peningkatan temperature ketika berada dalam medan magnet dan menurun ketika
meninggalkan medan magnet. Diakrenakan sifat paramagnetiknya larutan organic
gadolinium kompleks dan senyawa gadolinium digunakan secara intravenous sebagai
bahan kontras untuk keperluan pencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI)
. Kontras gambar yang dihasilkan Gadolinium pada MRI dipengaruhi oleh perubahan
variasi T1 dan T2 jaringan. Nilai T1 dan T2 diubah oleh perubahan jumlah
fluktuasi medan magnet dekat sebuah inti. Medan paramagnetik oleh gadolinium
menghasilkan banyak osilasi medan . Pada umumnya kontras gambar pada MRI
diperoleh oleh satu jaringan yang memiliki afinitas yang lebih tinggi (gaya
tarik menarik) atau vaskularisasi yang lebih banyak dibandingkan jaringan lain.
Sebagai contoh tumor memiliki Gd uptake yang lebih besar dibandingkan jaringan
disekitarnya menyebabkan T1 tumor lebih singkat sehinga signal yang dihasilkan
lebih kuat.
Disamping MRI, gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik
pencitraan lain. Pada pemeriksaan dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam
lapisan phosphor terdapat dalam suatu polymer matrix pada detector.
Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S: Tb) pada lapisan phosphor mengubah
sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapat memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520 – 570nm), yang bermanfaaat pada
penggunaan dalam photographic film.
Gadolinium oxyorthosilicate (GSOadalah sebuah kristal
tunggal yang digunakan sebagai scintillator pada peralatan pencitraan medis
seperti Positron Emission Tomography (PET). scintillator lain yang terbaru
untuk mendeteksi neutron adalah cerium-doped gadolinium orthosilicate (GSO -
Gd2SiO5:Ce).
Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang
memiliki karakteristik noise yang sangat rendah, dapat digunakan dalam masers.
Selanjutnya gadolinium's high magnetic movement dan low Curie temperature (yang
hanya pada suhu ruang) merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera
panas dan dingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of
gadolinium, elemen ini sanagt efektif digunakan pada neutron radiography.
Diposkan oleh Sumarsono.Dipl.Rad, S.Si
Label: BAHAN KONTRAS
Posted by Babeh Edi at 09:48 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: BAHAN KONTRAS
Sunday, 10 March 2013
BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS
1. Monomer ionic
Biasa digunakan dalam oral cholegrafi (Iopodote, Iocetamic
acid, dll), dan Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat, Ioxithalamat, ioglicic
Acid, Iodamic acid).
2. Monomer
nonionic
Biasa digunakan dalam uro/angiografi (seperti iopamidol,
Iohexol, Iopramide, Ioversol, Iopentol).
3. Dimer ionic
Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi (Iodipamic Acid,
iodoxamid acid, Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid).
4. Dimer nonionic
Biasa digunakan untuk pemeriksaan myelografi (seperti
Iotrolan).
I.3. KOMPOSISI YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEDIA KONTRAS.
I.3.1. OSMOLALITAS
Yang dimaksud osmolalitas adalah tekanan osmotic yang
didapat pada partikel yang dilarutkan dalam sebuah larutan tertentu.
Semakin tinggi tekanan osmotic, maka semakin buruk tingkat
toleransi suatu media kontras dalam tubuh, sebaliknya semakin mendekati tekanan
osmotic darah ( 300 mOsm/Kg ) suatu kontras media semakin baik toleransinya.
Secara klinis pengaruh osmolalitas adalah :
- Rasa panas, tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan pada pertahanan otak
- Kerusakan ginjal
- Gangguan keseimbangan elektrolit pada anak-anak
I.3.2. MOLEKUL IODIUM
Semakin tinggi jumlah molekul iodium yang dikandung oleh
media kontras, makin tinggi kontras/opasitas image yang dihasilkan.
I.3.3. PROTEIN BINDING
Semakin tinggi daya ikat suatu bahan media kontras terhadap
jaringan atau sel tubuh (protein) semakin tinggi chemotoxicity atau daya racun
bahan media kotras tersebut (lama bertahan dalam tubuh).
I.3.4. KEKENTALAN / VISCOSITAS
Semakin tinggi viskositas suatu media kontras, semakin lama
proses penyuntikan yang dilakukan, semakin sakit..
I.3.5. HISTAMIN RELEASE
Menunjukkan tingkat kepekaan/penolakan tubuh terhadap benda
asing yang masuk. Semakin tinggi tingkat histamine release oleh suatu media
kontras semakin tinggi tingkat alergi pada pasien.
I.4. EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRAVASCULAR
Selain memberikan efek positif berupa peningkatan “contras
enhancement” pada gambaran radiograf sehingga organ mudah untuk dinilai secara
radiografi, penggunaan media kontras intravascular juga memberikan efek
negative pada pasien yang dilakukan pemeriksaan dengan pemasukan media kontras.
Efek samping negative yang paling utama adalah bersifat ringan atau sedang,
tidak mengancam kehidupan dan yang diperlukan hanya observasi dan pemberian
dukungan. Terkadang reaksi yang mengancam kehidupan terjadi segera atau hanya
dalam waktu 20 menit pertama setelah pemasukan media kontras.
Secara garis besar efek negative penggunaan media kontras
intravascular dibedakan menjadi 2 yaitu :
I.4.1. EFEK NEGATIVE TERHADAP GINJAL
Efek negative pada ginjal dapat berupa CIN ( Contras Media
Induced Nepropathy). Merupakan efek gangguan fungsi ginjal yang timbul setelah
3 hari pemasukan media kontras intravascular dilakukan tanpa adanya penyebab
lain.
Kelainan fungsi ginjal ini ditandai dengan peningkatan kadar
serum dan creatinin yang melebihi nilai 25 % dari baseline atau 44 µmil/l (0,5
mg/dl).
Faktor-faktor yang memperbesar resiko gangguan ginjal adalah
:
• Dehidrasi
• Media kontras dalam jumlah besar.
• Adanya gangguan ginjal sebelumnya
• Diabetes mellitus
• Obat-obatan nefrotoksik
• Paraproteinuria
• Penyakit kardiovascular
• Usia lajut ( >70 th)
• Hiperurisemia dan menggunakan diuretik
I.4.2. EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Efek negative pada non ginjal berupa urtikaria, hipotensi,
bronkospasme, kejang, laryngeal oedema.
I.5.JENIS REAKSI DARI PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS INTRA
VASCULAR.
Secara umum, jenis reaksi dari media kontras yang paling
mengancam pasien adalah tidak diantisipasinya kejadian terburuk yang terjadi
secara langsung, akibat kelainan fungsi tubuh seperti reaksi anaphylactoid atau
collaps cardiovascular.
Terdapat beberapa rekasi umum yang terjadi pada orang dewasa
dan anak-anak akibat penggunaan media kontras intravascular, yaitu :
I.5.1. REAKSI UMUM PADA ORANG DEWASA
Jenis reaksi yang terjadi pada pasien dewasa secara garis
besar dapat dibedakan menjadi 4 , yaitu :
I.5.1.1. REAKSI RINGAN
Berupa rasa mual, muntah, yang meningkat pada penggunaan
media kontras High Osmolality (HOMK). Urtikaria juga meningkat dengan
penggunaan HOMK ionic. Beberapa reaksi biasanya bersifat ringan walaupun
urtikaria bisa menjadi gejala yang sedang. Tidak ada penanganan khusus yang
diberikan, tetapi sebagai catatan, mungkin saja mereka mengalami reaksi yang
lebih berat.
Pada pasien dengan beberapa reaksi, harus dilakukan
monitoring setidaknya 20-30 menit untuk memastikan tidak tejadinya penurunan
kondisi. Reaksi ringan lainnya meliputi rasa panas yang merupakan respon
psikologis terhadap kontras agen dengan osmolalitas tinggi, difusi erithema,
yang menyebabkan peningkatan reaksi, dan hipotensi ringan.
I.5.1.2.REAKSI SEDANG
Berdasarkan pengertiannya, sifatnya tidak mengancam hidup
(walau hal itu mungkin saja terjadi), tetapi terjadinya reaksi ini membutuhkan
penanganan yang cukup, mencakup gejala urtikaria, reaksi vasofagal,
bronchopasme, tachycardia dan edema laringeal ringan. Reaksi sedang membutuhkan
monitoring hingga benar-benar pulih. Pengobatan mencakup diphenhydramine untuk
gejala sesak nafas, pergerakan kaki untuk hipotensi, penggunaan beta-agonist
inhaler untuk bronchospasme, atau enenephrine untuk edema laryngeal.
I.5.1.3.REAKSI BERAT
Merupakan kejadian buruk yang bersifat potensial atau
mengancam kehidupan. Walaupun jarang, adalah suatu keharusan untuk semua
personel yang menyuntikkan media kontras untuk awas. Pasien mungkin telah
mengalami berbagai gejala dan tanda-tanda yang beragam, mulai dari difusi
erythema sampai berhentinya detak jantung. Reaksi ini mencakup reaksi
vasovagal, bronchopasme berat dan sedang, laryngeal edema sedang dan berat,
penglihatan kabur, dan berhentinya detak jantung.
I.5.1.4. REAKSI PADA ORGAN SPESIFIK
Meliputi PEA ( pulseless electrical activity ), edema pulmo,
mendengkur. Thrombosis venus bisa terjadi akibat respon dari pemasukan media
kontras. Efek terhadap ginjal memerlukan perhatian yang lebih dalam beberapa
tahun terakhir, dengan penambahan populasi dan peningkatan kegunaan pemeriksaan
CT dan kateterisasi yang membutuhkan injeksi media kontras dalam jumlah besar.
Pathogenesis dari kerusakan akibat kontras pada ginjal tidaklah jelas, dan
mungkin saja itu terjadi akibat mekanisme yang multiple.
I.5.2. REAKSI NEGATIF PADA ANAK-ANAK
Jumlah Reaksi kontras pada anak-anak lebih kecil dibandingkan
dengan orang dewasa. Mereka cenderung memiliki reaksi anaphylactoid
dibandingkan dengan masalah jantung. Telah dilaporkan adanya reaksi ringan
sebesar 3% untuk media kontras ionic dan 0,9% untuk LOMK (Low Osmolality Media
Kontras). Dalam beberapa reaksi yang jarang terjadi, LOMK memiliki kelebihan
menurunkan reaksi muntah, mual, dan mengurangi morbiditas dari ekstravasasi
jaringan lunak.
Pada anak-anak jenis reaksi akibat penggunaan media kontras
adalah :
1.5.2.1.Reaksi ringan
Meliputi hives, rhinorhea, dan mendengkur. Personal yang
sudah terlatih harus mengevaluasi secepatnya.
1.5.2.2.Reaksi berat
Meliputi bronchospasme, laryngeal oedema, shock
anaphylactoid, edema pulmonary, dan berhentinya detak jantung.
I.6. KEJADIAN AKIBAT PEMASUKAN MEDIA KONTRAS.
Kejadian terkini dari efek samping yang bersifat negative
setelah pemasukan media kontras secara intravascular adalah sangat sulit untuk
dijelaskan sejak tanda-tanda dan gejala yang sama timbul akibat penggunaan
obat-obatan secara bersamaan, analisis local, jenis catheter dan hal-hal lain.
Penggunaan media kontras ionic dan nonionic dengan low
osmolalitas beruhubungan dengan penurunan efek samping negative media kontras
terutama efek yang tidak mengancam kehidupan (efek ringan dan sedang). Reaksi
serius dari penggunaan media kontras bersifat jarang dan terjadi dalam 1 atau
2/1000 pemeriksaan menggunakan HOMK (High Osmolality Media Kontras) dan
1-2/10000 pemeriksaan menggunakan low osmolality media kontras (LOMK).
Kejadian langsung yang bersifat fatal dari reaksi bahan
media kontras juga tidak diketahui alasannya, sama seperti tersebut diatas.
Walau reaksi yang paling serius terjadi dalam waktu segera setelah pemasukan
media kontras, reaksi tertunda telah banyak dilaporkan terjadi dengan rata-rata
kejadian 2%. Sebagian besar reaksi tertunda adalah pada cutaneus dan akhirnya
sebagian besar dari kejadian ini dihubungkan dengan penggunaan media kontras
nonionic dan kebanyakan dilaporkan terjadi setelah penggunaan salah satu agen
kontras dimer nonionic. Reaksi cutaneus ini bersifat ringan dan diketahui
setelah jangka waktu 1 minggu, dan kemungkinan bisa bersifat serius.
Iodium “mumps” (pembengkakan kelenjar saliva) dan gejala
polyarthropathy adalah dua resiko tertunda yang dapat terjadi pada penggunaan
HOMK dan LOMK dan paling sering terjadi pada pasien dengan disfungsi ginjal.
I.7. SELEKSI PASIEN DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
I.7.1. ANJURAN UMUM
Pendekatan pada pasien memiliki 2 tujuan khusus untuk
menanggulangi reaksi dan kejadian dan untuk mempersiapkan secara penuh penanganan
reaksi yang mungkin terjadi. Beberapa petunjuk dari American College of
Radiation (ACR) mengacu pada pemilihan LOMK dibandingkan dengan HOMK.
Riwayat yang diketahui harus terfokus pada faktor yang
menunjukkan kontra indikasi penggunaan media kontras atau peningkatan reaksi
yang terlihat.
Prediksi terhadap kemungkinan alergi, seperti alergi
terhadap ikan laut/produk lainnya yang dahulu diperkirakan dapat membantu, saat
ini diketahui sudah tidak mendukung. Beberapa pasien yang menyatakan memiliki
alergi pada makanan atau media kontras harus diberi pertanyaan yang lebih
mendetil untuk memperjelas jenis dan reaksi alergis lainnya.
Kategori spesifik dari resiko yang lain adalah kelainan
ginjal. Adanya penyakit jantung juga merupakan sebuah pertimbangan khusus.
Pasien yang memiliki penyakit jantung memiliki resiko yang tinggi terhadap
pengunaan media kontras.
Ada beberapa faktor resiko lain yang membutuhkan penanganan
khusus, seperti paraproteinemias, multiple myeloma, juga diketahui pemicu dari
kemungkinan kerusakan ginjal yang tidak terlihat setelah pemasukan media
kontras.
Pada ibu hamil dan bayi, volume kontras adalah hal penting
yang harus diperhatikan karena volume darah yang rendah (adanya hipotensi) dari
pasien dan hipertoxicity dari media kontras nonionic monomer.
Pasien diabetic yang mengkonsumsi oral antihyperglycemic
agen meformin atau kombinasi metformin juga memiliki resiko. Kombinasi
pengunaan media kontras dan metformin harus dihindari pada pasien dengan
disfungsi ginjal, disfungsi hati, mengkonsumsi alkohol, atau beberapa kelainan
kongenital jantung, karena semua kondisi ini memiliki batas eksresi metformin
atau peningkatan produksi lactate dan peningkatan gejala-gejala yang tidak
dapat dilihat, kemungkin fatal, lactit acidosis.
Pada pasien dengan pheochromocytoma ditemukan peningkatan
nilai serum catecholamine setelah penyuntikan media kontras high osmolalitas
(HOMK) ionic.
Pasien lain yang juga tidak direkomendasikan untuk dilakukan
pemeriksaan dengan media kontras adalah pasien dengan hyperthyroid atau
penyakit thyroid lainnya.
Extravasasi dan rasa sakit adalah akibat lain dari efek
negative yang memerlukan perhatian secara preprocedural.
Prinsip utama dari pemilihan pasien dan teknik persiapan
yang memerlukan perhatian adalah 4 Hs ,yaitu :
-History : riwayat merupakan langkah awal yang sangat
diperlukan untuk dievaluasi
-Hydrations : harus cukup pada semua pasien dan sangat
penting untuk pasien dengan disfungsi ginjal/paraproteinemia.
-Have equipment and expertise ready: reaksi serius jarang
terjadi, tapi menentukan cara untuk bertindak dan mengobati memerlukan
perencanaan sebelumnya dan pasien tidak boleh ditinggalkan saat terjadinya
reaksi dengan media kontras.
-Heads up : waspada terhadap resiko spesifik, keadaan
pasien, reaksi yang mungkin terjadi, dan penanganan yang terbaik untuk mereka,
serta dimana dan bagaimana mendapatkan pertolongan.
I.8. PENCEGAHAN TERHADAP EFEK NEGATIF PENGGUNAAN MEDIA
KONTRAS
Pencegahan terhadap efek negative pengunaan media kontras
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
I.8.1. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA GINJAL
Pencegahan efek negatif pada ginjal dapat dilakukan dengan
cara:
1) Hidrasi
Yaitu oral, 500 ml sebelum prosedur 2500 ml dalam 24 jam
setelah prosedur.
Kemudian pemberian IV saline, 0,9% dengan kecepatan
100ml/jam yang dilakukan 4 jam sebelum prosedur, dan 24 jam setelah prosedur.
2) Penghentian penggunaan metformin pada pasien dengan
indikasi diabetes.
Tetapi jika abnormal maka metformin harus dihentikan 48 jam
sebelum pemasukan media kontras dan dipergunakan kembali 48 jam setelah
pemasukan media kontras.
Apabila hasil pengukuran ureum dan kreatinin normal, maka
pemasukan media kontras dapat dilakukan.
Untuk semua pasien dengan suspek disfungsi ginjal atau
penyakit lainnya yang memiliki resiko terhadap kontras nephrotoxicity,
pengukuran nilai baseline ureum dan kreatinin harus dilakukan sebelum
penyuntikan media kontras. Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan adanya
disfungsi ginjal, maka harus dilakukan alternative pemeriksaan yang lain.
Anjuran yang harus diperhatikan yaitu dengan membuat jarak yang cukup jauh
antar pemeriksaan dengan menggunakan media kontras dan menurunkan dosis kontras
yang dipergunakan.
Indikasi yang dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan ureum
dan kreatinin sebelum pemeriksaan dengan menggunakan media kontras adalah :
Pasien dengan riwayat
penyakit ginjal seperti tumor dan transplantasiv
Riwayat keluarga
dengan kegagalan ginjal.v
Penderita diabetes
yang menggunakan insulin atau obat-obatan lainnya.v
Gejala dan penyakit
paraproteinemiav
Penyakit collagen
vascularv
Pengobatan khusus.v
Metformin atau
kombinasi obat yang mengandung metforminv
Obat Nonsteroidal
anti inflamantoryv
Penggunaan anti
biotic nephrotoxyc yang rutin seperti aminoglycosides.v
Pasien lain yang tidak memiliki indikasi selain indikasi
tersebut diatas, tidak memerlukan pemeriksaan nilai ureum dan kreatinin sebelum
pemeriksaan.
II.8.2. PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE PADA NON GINJAL
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah efek negative
pada non ginjal adalah premedikasi.
Indikasi utama untuk premedikasi adalah pretreatment pada
pasien yang beresiko. Pretesting media kontras adalah langkah yang tidak
efektif untuk mengetahui gambaran umum akibat dari pemasukan media kontras. Hal
ini tidak dianjurkan untuk dilakukan karena sangat tidak efektif bahkan dapat
membahayakan pasien.
Beberapa premedikasi telah dianjurkan untuk dapat menurunkan
kejadian dari reaksi media kontras.
Premedikasi yang dilakukan untuk mencegah efek negative pada
non ginjal adalah :
• corticosteroid / antihistamin
prednisone 50 mg dengan diminumkan 13 jam, 7 jam dan 1 jam
sebelum injeksi media kontras.
Dipenhydramine (Benadryl*) 50 mg intravenous, intramuscular
atau diminum 1 jam sebelum injeksi media kontras.
• corticosteroid saja
Methylprednisolone 32 mg dengan diminum 12 jam, dan 2 jam
sebelum injeksi media kontras.
• Antihistamin seperti opsi 1 juga bisa ditambahkan untuk
langkah 2
Penggunaan LOMK juga merupakan satu dari beberapa cara
pencegahan efek samping negative pada ginjal dan non ginjal.
II.8.3.PENCEGAHAN EFEK NEGATIVE KARENA PENANGANAN PRODUK
Penanganan produk yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
timbulnya efek negative pada pasien yang dilakukan pemeriksaan dengan
penggunaan media kontras tersebut. Hal yang harus diperhatikan dalam penanganan
produk adalah :
• Distribusi
• Penyimpanan
Penyimpanan yang baik adalah penyimpanan dalam kotak.
Jauhkan dari sinar matahari, suhu ruangan penyimpanan tidak melebihi 30 0 C dan
jauhkan dari sumber sinar-X
• Visualisasi yaitu secara fisik tidak tampak adanya
endapan, partikel dan perubahan warna.
• Hangatkan 370C sebelum dipergunakan.
II.9. PENANGANAN EFEK NEGATIVE PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS
Apabila terjadi efek negative penggunaan media kontras, maka
ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan yaitu :
• Pada reaksi ringan
Berupa : nausea, vomiting, batuk, rasa panas, sakit kepala,
bersin, pembengkakan mata dan wajah.
Observasi yang cukup untuk mengetahui resolusi atau
setidaknya penanganan tetapi biasanya tidak ada pengobatan. Menenangkan pasien
juga bisa membantu.
• Pada reaksi sedang
Berupa : hypotensi, dypsnea, hipertensi,
tachycardia/brachicardia, broncospasme sedang, laryngeal edema ringan.
Mengetahui klinis harus dilakukan untuk mengindikasikan
pengobatan terbaik. Observasi yang cukup untuk kemungkinan kejadian yang
mengancam kehidupan.
• Reaksi berat
Berupa : laryngeal edema berat, convulsion(kejang), profound
hypertension, tidak adanya respon, berhentinya detak jantung.
Ketepatan identifikasi dan pengobatan, merupakan penaganan yang
paling tepat. Pengobatan dapat berupa pemberian antihistamin dan oksigen.
Pada pasien anak-anak ada beberapa penanganan yang dapat
diberikan yaitu :
• Reaksi ringan
Biasanya dilakukan dengan pemberian antihistamin seperti
dyphenhidramin. Jika reaksi tetap terjadi, pemberian epeneprine subcutan 1:1000
diperlukan.
• Reaksi berat
Setelah evaluasi sesaat, pertolongan harus dilakukan, dan
dilakukan resusitasi cardiopulmonary. Penanganan harus meliputi pemberian
cairan melalui intravenous, epinephrine intravenous 1:1000 dan oksigen.
Jalan udara pada anak-anak lebih kecil dan lebih mudah
dibandingkan dengan jalan udara orang dewasa. Perlengkapan darurat pediatric
harus tersedia di semua lokasi temapat pemasukan media kontras intravascular.
Oksigen, perlengkapan suction, dan tabung oksigen untuk dibawa, sangat
diperlukan termasuk facemask untuk mengetahui perbedaan ukuran pada anak-anak.
Secara garis besar dikenal adanya istilah pendekatan ABC
untuk evaluasi dan penanganan pasien, yaitu :
A meliputi :
Assessment (penilaian) jenis dan kategori reaksi, tekanan
darah dan dnyut nadi (sangat diperlukan), pemantauan electrocardiogram
diperlukan untuk evaluasi dari denyut jantung.
Assistance (bantuan) segera lakukan panggiilan bantuan.
Airway yaitu memberikan jalan udara dengan pemberian oksigen
.
Access untuk pembuluh darah-mengamankan/meningkatkan jalan
intravena – peripheral atau sentral.
B. meliputi :
Breathing (dimulai dengan resusitasi cardiopulmonary (CRP)
jika diperlukan), gunakan nafsa buatan.
Bag-valve-mask (seperti ambu bag)tau masker mulut.
Begin (memulai) usaha resusitasi penuh (CRP) jika
diperlukan, panggil tim untuk menangani berhentinya detak jantung.
Beware(awas) terhadap respon paradoxical (seperti :
beta-blocker yang bisa menangani respon tachycardia).
C, meliputi :
Categoris (jenis) reaksi dan keadaan pasien.
Circulatory assistance (penanganan circulasi) yaitu denan
menggunakan crysstaloid (seperti ringer’s lactate, saline normal : atau
pembersihan colloid), jalan infuse yang cepat dan gunakan pressure bag atau
ifus dengan takanan penuh .
I.10. INJEKSI MEDIA KONTRAS
Secara umum metode pemasukan media kontras yang dilakukan
sangat bervariasi bergantung pada keadaan vascular, masalah klinis, dan jenis
pemeriksaan.
I.10.1. Mekanisme injeksi media kontras intravascular pada
CT Scan .
Bolus atau power injeksi dari media kontras lebih baik
dibandingkan drif infuse untuk membedakan strukutr normal dan abnormal pada
pemeriksaan CT (Computed Tomography) Scan. Setiap personal radiologi harus
mengetahui teknik yang dibutuhkan untuk menghindari komplikasi potensial yang
bersifat serius dari extravasasi media kontras dan embolisasi udara. Saat
teknik yang dipilih dipergunakan, media kontras dapat dengan aman diinjeksikan
secara intravena menggunakan power injector walaupun dalam tekanan yang cukup
tinggi.
I.10.2. Teknik.
Untuk menghindari komplikasi potensial, pasien harus
benar-benar kooperatif. Komunikasi dengan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
dan saat injeksi dapat menekan resiko extravasasi media kontras. jika pasien
melaporkan adanya rasa sakit atau rasa bengkak pada daerah penyuntikan, injeksi
harus dihentikan.
Media kontras intravascular harus dimasukkan dengan
menggunakan power injector melalui canula plaastik yang fleksibel. Penggunaan
jarum berbahan logam untuk power injector harus dihindari. Sebagai tambahan,
flow rate harus disesuaikan dengan ukuran catheter yang dipergunakan. Ukuran
kateter yang dipergunakan no.22 memungkinkan flow rate yang dipergunakan
mencapai 5 ml/sec, ukuran 20 atau ukuran yang lebih besar dipilih untuk flow
rate 3 ml/sec atau lebih. Antecubital atau vena besar pada daerah pertengahan
lengan, dipilih sebagai tempat untuk pemasukan media kontras dengan power
injeksi. Jika pembuluh darah yang lebih kecil (seperti tangan atau pergelangan
tangan) dipergunakan, maka flow rate yang diperbolehkan tidak melebihi 1,5
ml/sec.
Persiapan yang baik dari peralatan power ijeksi sangat
penting untuk meminimalkan resiko extravasasi media kontras atau embolisasi
udara. Prosedur standar harus dipergunakan untuk membersihkan syringe dan
menekan udara. Sebelum melakukan injeksi, posisi catheter harus di cek untuk
backflow vena. Jika tidak terjadi backflow, posisi catheter harus diperbaiki
dan monitoring khusus pada daerah injeksi harus dilakukan.
Langkah yang berhati-hati dalam mencegah terjadinya
extravasasi adalah melakukan pengawasan langsung pada daerah injeksi media
kontras dilakukan. Jika tidak ada masalah dengan injeksi, dalam waktu 15 detik
setelah injeksi dilakukan, maka pengawasan pada daerah injeksi harus tetap
dilakukan dalam ruangan CT Scan sebelum pemeriksaan dilakukan, apabila
dideteksi adanya extravasasi injeksi harus dihentikan segera. Komunikasi antara
radiolog dan pasien melalui intercom atau system elevise harus dilakukan
sepanjang pemeriksaan dilakukan.
I.10.3.Ekstravasasi
Beberapa pasien memiliki resiko ektravasasi, termasuk mereka
yang tidak bisa diajak komunikasi (seperti, bayi, anak-anak, dan pasien yang
tidak sadarkan diri). Pasien yang kondisinya lemah, dan pasien yang memilki
cirkulasi yang tidak normal pada organ yang dilakukan injeksi. Pasien dengan
perubahan cirkulasi meliputi mereka yang memiliki penyakit atherosclerotic
peripheral vascular, penyakit diabet vascular, thrombosis vena atau
insufficiency, atau radiotherapy atau pembedahan ekstensive (seperti pembedahan
nodul limpa axila) pada daerah organ yang diinjeksi. Beberapa daerah tempat
penyuntikan media kontras se perti tangan, pergelangan tangan, kaki dan
pergelangan kaki, memiliki resiko ekstravasasi dan harus dihindari sebisa
mungkin. Pasien dengan resiko ekstravasi yang tinggi, gunakan LOMK karena
ekstravasasi dari agen ini memiliki toleransi yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan ekstravasasi HOMK.
Ekstravasasi bisa terjadi pada injeksi dengan menggunakan
tangan atau menggunakan power injeksi. Kejadian yang dilaporkan terjadi dari
ekstravasasi media kontras berhubungan dengan power injeksi untuk CT adalah
dalam rentang 0,1% samapi 0,9% (1/1000 pasien sampai 1/106 pasien ). Kejadian
ekstravasasi tidak berhubungan dengan flow rate injeksi. Ekstravasasi yang terjadi
pada bolus dinamik CT berhubungan dengan penggunaan media kontras dengan jumlah
besar. Walaupun kebanyakan pasien merasakan kesan panas pada daerah
ekstravasasi, biasanya akan sedikit dirasakan pada penggunaan LOMK.
Ekstravasasi media kontras iodium, biasanya HOMK, bersifat
beracun terhadap jaringan disekitarnya, seperti kulit, yang akan menyebabkan
reaksi inflammatory local akut, yang meningkat dalam waktu 24-48 jam.
Ekstravasasi LOMK jauh lebih baik toleransinya dibandingkan dengan HOMK
konvensional.
I.10.4. Evaluasi dan pengobatan.
Pada pemeriksaan fisik, lokasi ekstravasasi berupa oedema,
erythematus. Tidak ada consensus yang jelas mengacu pada pengobatan yang tepat
untuk ekstravasasi media kontras. saat ekstravasasi tejadi, jumlah dan jenis
media kontras serta pemeriksaan klinis merupakan semua factor yang
menggambarkan reaksi yang terjadi. Saat terjadi keraguan, konsultasi kepada
bagian bedah sangat diperlukan.
Konsultasi pada bagian bedah secepatnya dilakukan pada
pasien yang terindikasi mengalami gejala seperti peningkatan pembengkakan atau
rasa sakit setelah 2-4 jam, perubahan perfusi jaringan , sebagai akibat dari
peningkatan peningkatan capiler pada waktu setelah ekstravasasi terjadi,
perubahan rasa pada organ yang mengalami sakit, dan ulcerasi kulit atau
melepuh. Pasien yang mengalami ekstravasasi media kontras, baru diperbolehkan
meninggalkan unit radiologi setelah radiolog mengetahui secara pasti bahwa
gejala yang ditimbulkan meningkat atau gejala baru tidak ditemukan saat
observasi . semua kejadian ekstravasasi dan pengobatannya harus dicatat dalam
rekam medis dan anjuran dokter harus dicatat.
Embolisasi udara.
Secara klinis, embolisasi udara pada vena bersifat fatal
tetapi merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi pada injeksi media
kontras. Secara klinis tidak tampaknya embolisasi udara, biasanya terjadi saat
injeksi dengan tangan dilakukan. Perhatian saat menggunakan power injeksi untuk
memberikan contras enhancement pada CT meminimalkan resiko adanya komplikasi
ini. Pada CT embolisaasi udara pada vena biasanya tampak dari gelembung udara
atau air-fluid level pada vena intrathoacal, artery polmunary, atau ventricle
kanan. Embolisasi udara juga tampak pada struktur vena intracranial.
Pemilihan jenis media kontras yang tepat pada pemeriksaan CT
Scan khususnya sangat penting dilakukan. Pemeriksaan CT Scan secara umum
menggunakan media kontras dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Penggunaan
media kontras dalam jumlah besar tentu akan menyebabkan semakin besarnya faktor
resiko yang mungkin terjadi. Analisis media kontras sangat penting dilakukan
untuk menentukan apakah media kontras tersebut relative aman digunakan untuk
pasien yang beresiko sekalipun, dengan catatan tentunya tetap memperhatikan
beberapa teknik penanganan yang harus dilakukan.
Diposkan oleh Ismaya (Twis) di 04:48
artigos relacionados:
Posted by Babeh Edi at 08:16 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: BAHAN KONTRAS
BAHAN KONTRAS
KONTRAS MEDIA
I. Pendahuluan
Kontras
Media mampu membedakan jaringan-jaringan pada gambar foto rontgen digunakan
untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak terlihat dalam radiografi biasa.
Dapat tampak karena perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.
II. Syarat-syarat Bahan Kontras Media :
Tidak merupakan
racun dalam tubuh.
Dalam konsentrasi
yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang cukup.
Mudah cara
pemakaiannnya.
Secara ekonomi
tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.
Mudah dikeluarkan
dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ tubuh yang lain.
III. Guna Kontras Media
Memperlihatkan
bentuk anatomi dari bagian yang diperiksa.
Memperlihatkan
fungsi organ yang diperiksa.
IV. Yang Harus Diingat :
Setelah kontras
media masuk melalui pembuluh darah, dia tidak menetap disitu tetapi :
1. Difusi ke
cairan tubuh, khususnya cairan ekstraseluler.
2. Dalam beberapa
saat sampai ke arteri ginjal.
3. Di eksresi
oleh ginjal ke dalam Calic Pelvis.
V. Pengaruh Ion
Antara
kontras media ionik dan non ionik terdapat perbedaan yang jelas, karena masih
mengandung ion dalam pada molekulnya dan yang lain tidak. Ion-ion dalam cairan
kontras media tersebut dapat terlepas dan akan mempengaruhi struktur jaringan
dalam tubuh. Jika disuntikan karena terjadi ion interchange diantara sel-sel
tubuh dengan kontras media ionik yang masuk, hal ini berakibat efek samping
seperti mual dan alergi, muntah, pusing, bahkan panas dan shock anafilaktik.
VI. Ikatan Ion Kontras Media dalam X-Ray :
· Ionik →
kontas media masih mempunyai ikatan dalam molekul garamnya
· Non Ionik →
kontras media yang tidak mempunyai ion didalam molekul garamnya.
VII. Jenis Bahan Kontras Media
Ionik Monomer
3 atom yodium
ion
1 gugus
karboxil peranion
osmolalitas
tinggi
2. Ionik Dimer
· 6 atom yodium
· ion
· 1 gugus
karboxil dan hidroxil
· osmolalitas
rendah
3. Non Ionik
Monomer
· 3 atom yodium
· tanpa ion
· tanpa gugus
karboxil
· 4 sampai 6
gugus hidroxil
· osmolalitas
rendah
4. Non Ionik
Dimer
· 6 atom yodium
· tanpa ion
· tanpa gugus
karboxil
· lebih dari 8
gugus hidroxil
· hiposmolar/isosmolar
VIII. Viskositas
Diukur
dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar tekanan
dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang
perlukan untuk menyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada
kateterisasi diperlukan penyutikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga
kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah viskositasnya. Viskositas
dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium dan tentu akan
berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada
temperatur tententu untuk mengurangi viskositas dan sesuai dengan temperatur
tubuh.
IX. Osmolalitas
Osmolalitas adalah tekanan osmotik yang terdapat pada partikel yang
dilarutkan dalam suatu larutan tertentu hal ini berpengaruh terhadap toleransi
kontras media pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik semakin jelek toleransi
kontras media tersebut terhadap tubuh. Kontras media ionik mengalami pemecahan
ion, sedangkan pada non ionik tidak terjadi pemecahan ion. Sehingga osmolalitas
ionik jauh lebih rendah dibandingkan non ionik. Ukuran satuan osmolaitas =
MOSM/Kg H2O.
Pengaruh
osmolaitas secara klinis adalah rasa panas, tidak nyaman, nyeri, kerusakan pada
otak dan pembuluh darah, kerusakan pada ginjal, gangguan keseimbangan
elektrolit pada anak-anak.
X. Prinsip Fisika Media Kontras Pada Imejing
· Timbulnya
kontras gambaran hitam putih pada
imejing dari media kontras dan jaringan sekitarnya karena prinsip ATENUASI.
· Atenuasi
terjadi bila ada perbedaan penyerapan radiasi sinar-X yang disebabkan karena
nomor atom yang berbeda, kerapatan organ, ketebalan objek berbeda.
XI. Penyebab Reaksi Terhadap Bahan Kontras Media
1.
Khemotoksisitas :
· Struktur
kimia molekul
· Hidroksil
banyak, reaksi rendah
· Ikatan dengan
protein plasma/membran sel, memblok enzim, mengubah fungsi seluler, melepas
substasnsi vasoaktif.
2. Osmotaksisitas :
· Efek Osmotik
menarik air molekul membran dalam tubuh.
· Hypertonic
bahan kontras media terhadap plasma, menyebabkan rasa sakit (pain),
vasodilitasi, hipotensi, kekakuan sel eristrosit.
3. Toksisitas Ion :
· Jumlah
ion-ion yang bersentuhan dengan fungsi seluler.
4. Dosis :
· Dosis besar
menyebabkan terjadinya reaksi lebih besar.
Sebagian
besar reaksi kontras media adalah ringan kontras media non ionik terbukti lebih
sedikit reaksi anafilaktik dari pada kontras media ionik. Diperkirakan rekasi
kontras media non ionik 3-10 kali lebih rendah daripada kontras media ionik.
Kontras media ionik lebih bereaksi dibanding non ionik karena kontras media
ionik masih mengandung ion dan ketika masuk kedalam tubuh, ion-ion tersebut
dilebihkan dan terjadi intercemible didalam sel-sel tubuh kita dan kontras
media ionik mempunyai osmolaritas yang tinggi, maka akan bereaksi.
XII. Contoh-contoh Kontras Media Ionik dan Non Ionik
ANGIOGRAFIN
Angiografin
merupakan jenis kontras media ionik.
Komposisi 1 ml Angiografin
mengandung 0,65 gr Meglumine Amidotrizoate
( meglumine diatrizoate ) dalam setiap larutan.
Angiografin
mempunyai viskositas (kekentalan) yang tinggi, serta mempunyai osmolalitas
(daya larut) yang tinggi pula.
Indikasi :
Angiografin digunakan untuk Intravenus urografi, Retrograde
Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal dan Ekstremitas angiografi, Plebografi,
Computerize Tomography (CT).
Kontra indikasi :
Angiografin tidak baik digunakan untuk Myelografi,
Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa menimbulkan neurotoksis.
IOPAMIRO
Iopamiro merupakan
jenis kontras media non ionik.
Iopamiro mempunyai
jenis molekul benzine dikarboxamide monomerik.
Tekanan osmotik
yang rendah, sifat non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang rendah
merupakan toleransi dari Iopamiro.
Indikasi :
1. Kasus-kasus
neurologis (Myeloradikulografi, Sisternografi, dan Ventrikulografi).
2. Kasus-kasus Angiografi (Cerebral Angiografi,
Coronoriarteriografi, Thorasic aortografi, Abdominal aortografi, DSA)
3. Kasus urografi
(Intravena urografi, kontras enhancement pada CT Scanning, Artrografi,
Fistulografi)
Kontra indikasi:
Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada
pemakain Iopamiro, kecuali waldenstrom’s, macroglobulinemia, multiple myeloma
serta penyakit hati dan ginjal.